Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
June 7, 2015 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Dalam sebuah penciptaan, alurnya kurang lebih sama, realita/imajinasi –> rasionalisasi (data + teori = riset) –> hasil. Namun titik tekan yang berbeda akan menentukan cara berpikir dan hasil yang dicapai. Sayangnya, imajinasi kadang dianggap tidak lebih penting dari pengetahuan dari sebuah referensi.
Perhatikan hal berikut!
Taruh saja, aku mengatakan, untuk menjadi cerdas atau kreatif, maka ada 3 tips yang bisa diterapkan, yaitu kurangi maksiat, hindari pornografi, dan jadilah orang yang bahagia.
Anggap saja ada yang bertanya: Penjelasannya bagaimana?
Penjelasanku, kurang lebih seperti ini:
Maksiat menambah beban keresahan, karena dari sananya kita diciptakan dalam kondisi baik. Ketika kita beraktualisasi, maka kita sebenarnya sedang memenuhi diri kita sebagaimana kodrat baik yang sudah ditentukan. Tapi ketika kita mengingkari, maka kita semakin menjauh dari eksistensi kodrati. Hal ini menguras tenaga, menutup katup energi, temasuk keterbukaan diri bagi informasi (baru).
Pornografi menyempitkan cara berpikir kita. Semakin intens pornografi menguasai pikiran, semakin sempit cara kita berpikir. Pornografi juga bersesuaian dengan maksiat. Selain menimbulkan keresahan, juga menutup akses bagi kreasi, karena selalu berpikir dengan satu sudut pandang, seks.
Menjadi diri yang bahagia membuat pikiran lebih rileks. Kesenangan, kejenakaan, atau kebahagiaan, membuat otak kita fresh. Proses mielinasi (penghubungan antar neuron) terjadi dengan pesat saat kita bahagia.
Anggap saja si penanya, tanya lagi: Ada referensinya? Dari buku apa? Ada risetnya?
Jawabanku: Tidak ada. Itu imajinasi (Anggap saja aku mengatakan seperti itu)
Apa biasanya reaksi orang atas jawabanku? Sebagian mempercayai (beneran), sebagian lagi percaya karena caraku berbicara, dan yang selebihnya menolak pernyataanku.
Ide adalah sesuatu yang mahal dalam sebuah penciptaan. Kadang kita melihat fakta, kemudian berimajinasi. Kadang kita berimajinasi dan kemudian coba melihat fakta yang terjadi. Apapun itu, dalam sebuah ide, imajinasi sangatlah mahal. Setidaknya menurutku. Tapi kadang imajinasi ini ditepis karena tidak bereferensi. Apa referensi yang dimaksud dalam hal ini? Ya, jurnal ilmiah atau buku teks (text book). Ketika tidak bersandar pada dua kitab ‘prophecy’ keramat itu, maka batallah imajinasi menjadi realita.
Banyak penciptaan berawal dari imajinasi. Tapi justru banyak yang mengingkari dan menyandarkan pada referensi. Lebih parah lagi, jika referensi digunakan tanpa transformasi (secara mentah). Padahal dalam proses transformasi tersebut, peluang masuknya imajinasi juga terbuka. Itulah yang membuat sebuah tempat dengan atmosfir tertentu begitu produktif dengan penciptaan. Sementara di tempat lain yang sibuk menindas imajinasi dan overcritic, menjadi kering dengan penciptaan. Karena itu, sebagian laporan riset dapat menjadi sebuah penemuan/penciptaan. Namun laporan riset yang lain, sukses menjadi pajangan di perpustakaan.
Sudah siap berimajinasi?
Selamat menginspirasi.
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Cerita: Menolong Nubi
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati