Cerita: Menolong Nubi
February 6, 2012 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 2 Comments
“Menolong Nubi” adalah cerita yang dibuat untuk Kids Festival and Edufair 2012 yang diselenggaraka oleh PT. Sari Husada. Cerita ini dipentaskan oleh Indonesia Bercerita Jakarta.
“Menolong Nubi adalah cerita tentang diculiknya Nubi, bocah yang menjadi simbol kesuburan tanaman dan semangat berkebun. Teman-temannya berusaha menyelamatkannya. Berhasilkan mereka? Simak ceritanya.
Pagi yang cerah. Dari rumahnya yang tinggi, kamarnya di lantai dua, atau lebih tepatnya kamar di bawah atap, seorang bocah sedang memandang jauh ke arah kebun yang luas.
Pagi yang mulai dihujani mentari membuat para petani kebun bercucur peluh. Keletihan sudah melanda mereka.
Bocah yang sedang asik mengamati aktivitas berkebun itu melompat dari jendela, segera menuruni tangga dan keluar dari rumah.
Wahai para petani, ayolah bergembira
Tanamanmu ikut merasa apa yang kau rasa
Hatimu senang, tanaman riang
Bersoraklah agar mereka ikut tertawa
Demikian senandung yang dilagukan oleh Bocah itu.
“Hai Nubi”, sapa salah seorang bocah yang membantu orangtuanya berkebun.
Ternyata bocah yang bernyanyi itu adahalah Nubi. Ia dikenal sebagai bocah yang riang. Ia rajin, tidak hanya berkebun, tapi membuat orang-orang dan anak-anak yang membantu orangtuanya berkebun, menjadi bersemangat.
Wahai kawan-kawan semua, ayolah bergembira
Sayur dan buah ikut merasa apa yang kau rasa
Hatimu senang, tanaman riang
Bersoraklah agar mereka ikut tertawa
Begitulah mereka bernyanyi sambil berbaris, menari, mengikuti langkah Nubi mengitari kebun.
Nubi memberi isyarat. Semua berhenti.
“Teman-teman, mari ikut bernyanyi!”
Semua warga berdiri dan ikut bernyanyi sambil bertepuk tangan. Sementara yang berada di panggung menari berputar seperti rangkaian kereta api.
* * *
Wortel: Aku sedih
Kol: Aku sedih (dengan nada lebih tinggi)
Sawi: Aku juga merasa sedih (berirama)
Ayah Bintang: Bu, hasil panen kebun kita semakin menurun. Tiba-tiba saja banyak hewan-hewan yang menyebar penyakit di kebun kita. Semua petani merasa sedih.
Ibu Bintang: (memegang pundak Ayah Bintang. Menitikkan air mata). Iya, kita kekurangan persediaan makanan sehat dari kebun kita.
Bintang: (memperhatikan ayah dan ibunya yang sedang bersedih. Ia berjalan berkeliling kebun mengusap setiap buah yang sedang layu)
Terngiang sebuah lagu:
Wahai para petani, ayolah bergembira
Tanamanmu ikut merasa apa yang kau rasa
Hatimu senang, tanaman riang
Bersoraklah agar mereka ikut tertawa
Bintang: Ah iya, Nubi
Bintang: Ayah, Ibu, Bintang tahu apa penyebabnya. Kita sudah lama tidak mendengarkan lagu-lagu semangat dari Nubi.
Bintang segera berlari. Ia melewati pematang, menyusuri rerumputan.
Dari kejauhan tampaklah rumah Nubi.
Bintang perlahan mendekat. Tampak sepi-sepi saja di rumah Nubi. Kebun sebelah rumahnya juga tidak terurus. Sebagian besar tanaman mati. Buah-buah dan sayur juga layu.
Bintang: Ada apa ini? (menggumam)
Bintang: Nubi… Nubi….
Tidak ada yang menyahut
Pintu rumah Nubi sedikit terbuka. Bintang beranikan diri untuk membuka pintunya. Isi rumah berantakan.
Perlahan bintang menaiki tangga menuju kamar Nubi. Kondisinya sama, rumah berantakan. Bintang melihat sekeliling, berharap ada Nubi di situ.
Bintang mendekati meja Nubi. Ada selembar daun sawi. Ia mengamatinya. Beberapa saat ia mengamati sawi itu.
Bintang: Ada yang aneh dengan sawi ini (menggumam). Iya, sudah layu
Bintang mencampakkan daun sawi di meja. Ia segera berbalik dan bermaksud meninggalkan rumah Nubi.
Suara: Hey, yang aneh itu bukan karena sawi itu layu….! (menggerutu) (ini bagian lucu-lucuannya)
Bintang mendengarkan suara itu. Dahinya berkerut. Ia segera berbalik ke arah dimana ia mencampakkan daun sawi tadi.
Samar-samar ia bisa melihat goresan-goresan di permukaan daun. Matanya melotot dan didekatkan ke permukaan daun.
RAKUZA
Itu tulisan yang ada di daun. Samar-samar, tapi masih bisa dibaca
Bintang: Rakuza? Apa maksudnya.
Bintang langsung kabur dari rumah Nubi sambil membawa selembar daun sawi.
Bintang kesana-kemari mencari informasi tentang Rakuza. Tidak ada yang tahu. Malah orang-orang pada kaget dengan berita hilangnya Nubi.
Nubi hilang?! Pantas saja kita tidak bersemangat berkebun, begitu kata mereka
Bintang sudah mati akal. Ia menyeka peluh dan merebahkan tubuhnya di bawah pohon randu. Setelah lama,
Bintang: Aha, aku tahu
Bintang langsung berlari ke rumah Nubi. Ia berusaha mencari informasi yang sepertinya pernah ia saksikan sebelumnya di rak buku Nubi.
Sampai di rumah Nubi, ia langsung menyerbu rak buku. Pada bagian pangkal buku ada tulisan RAKUZA.
Ia ambil buku tersebut. Membacanya selembar demi selembar.
Dari pikirannya seperti ada gambaran apa yang sedang ia baca. Ada sosok raksasa hijau yang tertawa terbahak-bahak sedang membawa Nubi.
Bintang: Wah gawat, Nubi diculik Rakuza.
Bintang segera mencari teman-temannya untuk diajak menyelamatkan Nubi.
Setelah berjalan lama mencari markas Rakuza, dengan mengikuti peta yang ada di buku, Bintang, Rey dan Dinto sampai di goa persembunyian Rakuza.
Rakuza adalah raksasa hijau yang menginginkan untuk menguasai hasil perkebunan. Untuk itulah ia menculik Nubi yang ia ketahui sebagai sumber semangat para pekerja di kebun. Ia menginginkan, hanya kebunnyalah yang dibuat subur oleh Nubi.
Aksi penyelamatan dimulai. Pertarungan sengit terjadi. Nubi berhasil diselamatkan. Karena Nubi sangat mengenal Rakuza, maka ia bisa memandu temannya untuk mengalahkan Rakuza.
Namun demikian, Rakuza tidak mudah untuk ditakhlukkan. Ia terus mengejar.
Nubi dan kawan-kawan terperangkap di sebuah perkebunan.
Nubi bermaksud menghalangi Rakuza agar tidak bisa mengejar. Ia meniupkan seruling. Iramanya adalah lagu-lagu kehidupan dan kesuburan untuk tanaman perkebunan.
Tiba-tiba sayuran dan buah di kebun itu membesar dengan sangat cepat. Tanaman yang merambat melilit tubuh Rakuza. Tubuhnya ditindih oleh tomat raksasa.
Rakuza memohon ampun. Nubi membuat perjanjian dengan Rakuza. Nubi mengajak Rakuza untuk berkebun bersama, membantu masyarakat menyuburkan kebun mereka. Nubi berjanji akan membantu menyuburkan kebun Rakuza, membantunya menanam, merawat dan membesarkan tanaman di kebunnya.
* * *
Nubi, Bintang, Rakuza dan warga bernyanyi dan menari bersama.
Research Based Story
rudicahyo melayani pembuatan cerita anak dan cerita umum dengan insert. Klien bisa memasukkan nama dan logo perusahaan atau organisasinya di dalam cerita. Cerita dapat berupa draft cerita tertulis, naskah drama, film atau sinema elektronika dan panggung teater.
Layanan rudicahyo selengkapnya dapat dilihat di Training & Workshop
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
2 Comments