Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
September 26, 2015 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Anak melakukan kesalahan dalam tindakan? Wajar. Lalu apa yang kita lakukan atas kesalahan tersebut? Apakah kita akan memberikan kesempatan lagi? Mari kita simak yang satu ini!
Suatu pagi Adi sedang gosok gigi. Setelah selesai, kakak membantunya mengambilkan air kumur. Karena tangan Adi masih memegang sikat dan belepotan busa pasta gigi, maka kakak membantu mendekatkan air ke mulut Adi. Ia berkumur dan berman air sejenak di mulutnya. Lalu ia menyemprotkan air bekas kumur ke depan, dan mengenai bak air yang berisi air bersih. “Itu kan air bersih, kok nyemprot air kumur ke situ?!”, kata kakak spontan dengan nada keras. Adi minta kumur lagi. Ia berharap kakak membantu mengulurkan lagi airnya ke mulut. Lalu apa yang dilakukan oleh kakak?
Ketika anak melakukan kesalahan, apa yang biasanya kita lakukan? Mungkin saja kata-kata yang keluar dari mulut kita, “Pokoknya tidak ada lagi….”, “Mula hari ini, Kamu tidak boleh……. lagi”, “Ini yang terakhir!” dan semacamnya, yang menunjukkan bahwa kita tidak memberikank kesempatan lagi anak melakukan hal yang sama.
Ketika sebuah kesalahan terjadi, sebenarnya anak sedang melakukan sebagian dari proses aktivitas yang (mungkin) menurut anak adalah sebuah misi yang belum selesai. Jadi jangan heran, kalau anak akan berusaha mencobanya kembali.
Mungkin saja tujuan kita adalah agar anak tidak melakukan kesalahan lagi. Namun yang jelas, ketika dicegah, maka akan tidak punya kesempatan melakukan lagi. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Apakah kesalahan tersebut dilakukan untuk kali pertama?
Kalau anak melakukan sebuah kesalah pada kali pertama, tentu saja wajar. Jika kita mendramatisirnya dan tidak memberi peluang lagi untuk mencoba, maka bisa jadi itu kesempatan satu-satunya. Kita tidak pernah tahu hasil dari kesalahan itu, kecuali hanya ketakutan dan rasa bersalah.
2. Adakah belajar di dalamnya?
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, jika hanya ada sekali kesempatan, maka kita tidak pernah tahu apakah anak telah belajar atau anak telah belajar apa. Tapi kita bisa mengamati, jika sebuah kesahalan terjadi karena ketidakbisaan dan ketidakbiasaan, maka itu bagian dari proses belajar. Berikan kesempatan lagi!
3. Apakah anak minta melakukan lagi seketika?
Jika anak ingin melakukan aktivitas dimana ia sudah melakukan kesalahan, sudah pasti anak ingin menlanjutkan misinya, karena ia merasa belum tuntas. Berarti ada poin 2 dalam aktivitas tersebut. Namuna ada misi yang lain, yang ingin dilakukan anak, apalagi jika saat itu mendapat complaint dari orangtua, yaitu isi memperbaiki kesalahan dan ingin membuktikan diri. Anak ingin mendapatkan pengakuan akan kebisaan/keberhasilan. Saat itulah kesempatan seharusnya diberikan. Saat anak ingin mencoba lagi, maka di situ ada kesempatan belajar dan anak menemukan/menunjukkan sesuatu yang berharga dari dirinya.
Kakak berkata, “Tidak, kalau disemprotkan ke air bersih!”. Adi tetap ngotot meminta air di tangan kakak untuk diulurkan ke mulutnya. Kakak memandang sejenak. Ia mencoba lagi mengulurkan air ke mulut Adi. Habis sejenak berkumur, Adi beralih arah menghadap. Ia menyemprotkan air dari mulutnya. Kali ini tidak mengarah ke bak mandi, tapi ke pembuangan air. Ternyata ia meminta kumur lagi untuk memperbaiki kesalahan dan menunjukkan bahwa ia telah memperhatikan apa yang dikatakan kakaknya.
Lalu, apakah kita tidak lagi memberi kesempatan?
Semoga bermanfaat
Salam, Orangtua Luar Biasa
#DailyParenting
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak