Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
October 12, 2015 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Tidak masalah kita punya masalah, karena begitulah lumrah adanya. Tapi bagaimana yang seharusnya? Bagusnya kita tak hanya berkutat di zona masalah, tetapi bergerak menuju zona solusi.
Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk memeberikan pelatihan tentang penanaman nilai di sebuah akademi milik dinas perhubungan. Saya terlibat obrolan santai dengan peserta. Mereka adalah mahasiswa yang akan lulus dan memasuki dunia kerja. Di sela mengerjakan tugas pelatihan, para peserta bertanya tentang strategi menghadapi wawancara.
Salah satu obrolan menarik adalah tentang pertanyaan pewawancara mengenali masalah yang pernah dihadapi oleh mereka. Jadi kurang lebih pertanyaan mereka begini, “Bagaimana jawaban kita jika pewawancara tanya tentang persoalan yang pernah kita hadapi?”.
Sebelum dijawab, mari kita saksikan video berikut ini:
Apa yang Kamu rasakan setelah melihat video tersebut? Apa yang ada di benakmu?
Setiap orang pasti pernah memiliki masalah. Karena itu, setiap orang pasti punya cerita yang bisa dibagikan tentang masalah yang ia hadapi. Tapi bagaimana dengan pertayaan wawancara yang bertanya tentang persoalan yang pernah dihadapi?
Sebenarnya, orang selalu suka bercerita tentang persoalan yang ia hadapi atau pernah dialami. Apalagi jika berjumpa dengan orang dekat atau orang yang pernah/sedang mengalami persoalan yang sama. Meskipun masalah itu menyakitkan, tapi banyak orang yang suka menceritakan. Satu sisi memang membantu membebaskan emosi yang tertahan (emotional release). Di sisi lain, yang cerita merasa punya teman senasib sepenanggungan.
Tapi yang sebenarnya terjadi, ketika emosi tersebut terus-menerus diceritakan, maka sisi negatifnya akan tertularkan. Sisi defisit, yang membuat orang turut serta berkubang dalam keluhan. Maka tak jarang juga si pendengar merasakan ketidaknyamanan jika temannya terus-terusan melancarkan keluhan.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan peserta pelatihan mengenai jawaban akan pertanyaan pewawancara tentang persoalan?
Begitulah reaksi teman ngobrol, termasuk si pewawancara, ketika terlalu panjang diperdengarkan keluhan. Memang, si pewawancara ingin mengetahui persosalan yang kita hadapi. Tapi apa yang sebenarnya ia tunggu? Tentu saja cara kita melakukan solusi. Kita harus bergerak dari zona masalah ke zona solusi.
Pewawancara akan merasakan sensasi berbeda ketika orang yang diwawancarai mengalihkan obrolan dari masalah kepada solusi yang ia lakukan. Selain mendapatkan spirit, karena beralih dari keluhan kepada pencerahan, si pewawancara akan mendeteksi, apakah kita berpotensi menjadi pemberi/pembuat solusi atau justru orang yang berkutat dengan keluhan dan berkubang berlama-lama dalam permasalahan.
Secara alamiah, hal ini memang terjadi, orang tahu bahwa masalah tidak menyenangkan, tapi lebih suka berkutat di dalamnya. Termasuk di video yang kamu saksikan tadi, semua orang tetap bertahan di zona masalah dan hanya ada satu anak yang bergerak keluar menuju zona solusi. Coba bayangkan apa yang terjadi ketika setiap orang seperti anak dalam video, bergerak dari zona masalah ke zona solusi.
Bagaimana dengan Kamu dan orang-orang di sekitar Kamu? Lihatlah sekali lagi!
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Cerita: Menolong Nubi