Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
October 31, 2013 . by rudicahyo . in Parenting . 0 Comments
Anak memiliki sudut pandangnya sendiri. Ketika terlibat di dunia anak, kita justru lebih sering menggunakan sudut pandang orang dewasa. Menggunakan sudut pandang anak berguna untuk lebih memahami anak.
Seminggu yang lalau, aku membelikan susu untuk Bintang. Ternyata pada karton susu tersebut terdapat CD film kartun. Wah, lumayan untuk tontonan buat Bintang, apalagi di cover nya tertulis learn and explore. judul serialnya pun juga sangat edukatif, yaitu “Kejutan untuk Sahabat” dan “Membantu Teman-teman”.
Aku coba memutarnya bersama Bintang. Menarik juga ternyata, karena di awal ada tips-tips parenting, meskipun tetap disampaikan dengan bahasa yang kurang konkret dan tidak disertai dengan contoh.
Mulai masuk ke dalam film. Sekilas semuanya baik-baik saja. Ternyata ada hal yang menarik. Di sebuah episode yang berjudul “Mari Kita Bermain Bersama”, ada adegan dimana salah satu tokoh meminta tokoh yang lain untuk bergantian menggunakan ayunan. Tokoh yang diminta tersebut mengatakan, “Aku ingin menggunakannya lebih lama”. Sampai di sini masih ok. Sampai naratornya bilang, tokoh yang menggunakan ayunan tersebut tidak mau berbagi. Apa yang menarik?
Ketika tokoh yang bermain ayunan mengatakan ingin memakai ayunan lebih lama, bagian ini fine. Wajar saja anak-anak ingin menggunakan sesuatu yang menyenangkan dalam waktu yang lebih lama, sampai si anak tidak menginginkan kesenangan tersebut. Apakah memandang wajar, berarti tidak mengajari anak untuk berbagi? Tunggu dulu, itu hal yang lain lagi.
Berbagi adalah konsep berikutnya dari kondisi anak yang ingin menggunakan ayunan lebih lama. Dalam benak anak, ingin memakai ayunan lebih lama, bukan berarti dia tidak mau berbagi. Cara berpikirnya tidak sekompleks itu, apalagi untuk anak yang berusia kurang dari 6 atau 7 tahun (sebelum tahap operasional formal). Anak hanya ingin menikmati kesenangannya lebih lama.
Hanya saja, sang narator mengatakan bahwa tokoh yang menggunakan ayunan tersebut tidak mau berbagi. Inilah yang menarik. Narator langsung melompat, menggunakan cara berpikir orang dewasa. Narator sudah memberikan justifikasi tentang perilaku yang mengandung value, mempunyai nilai. Tidak mau berbagi, memberikan nilai moral tertentu atas perilaku menggunakan ayunan lebih lama, yang seharusnya bersifat netral. Sudah ada justifikasi negatif atas pilihan perilaku menggunakan ayunan lebih lama.
Aku paham, narator berusaha mengarahkan cerita kepada pelajaran yang akan diberikan melalui episode film kartun tersebut. Namun kita tidak sedang membahas tentang niat dari narator yang memang baik. Namun aku lebih mengajak kita untuk sedikit lebih cermat tentang sudut padang anak dan orang dewasa. Dalam konteks menggunakan ayunan di episode “Mari Kita Bermain Bersama”, perilaku anak sudah dilihat dengan sudut pandang orang dewasa.
Contoh film kartun ini hanya satu yang mungkin kita bisa cermati. Namun hal ini bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin dengan efek yang lebih serius. Misalnya saja persepsi orang dewasa yang mengatakan anaknya menumpahkan makanan, padahal faktanya (hanya) makanannya tumpah, bukan menumpahkan makanan. Dampak psikisnya bisa kurang baik terhadap anak, dapat menempatkan anak pada rasa bersalah dan mempersepsi diri sebagai anak yang bermasalah. Untuk artikel yang berkenaan dengan tindakan yang tepat ketika anak bersalah, bisa di baca di sini.
Demikian pembahasan tentang sudut pandang anak. Semoga bermanfaat.
Coba kita ingat kembali, bagaimana sudut pandang kita terhadap buah hati?
Artikel tentang Parenting Lainnya:
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Bagaimana Mengatasi Temper Tantrum Anak?
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Rahasia Parenting: Mengelola Perilaku Super Aktif Anak
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Modal Dasar Pengasuhan
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat