Tak Baik Berprasangka Buruk, Tak Buruk Berprasangka Baik
April 15, 2015 . by rudicahyo . in Catatan Bebas . 0 Comments
Prasangka itu punya sisi keajaibannya, yaitu terjadi sesuai dengan yang kita sangkakan. Kita berprasangka baik, maka akan terjadilah kebaikan. Sebaliknya, ketika kita berprasangka buruk, maka muncullah keburukan. Namun akan sangat rugi kalau kita berprasangka buruk atas kebaikan yang terjadi. Apa ruginya?
Pernah nonton film Curious George? Curious George adalah sebuah film kartun dengan tokoh seekor monyet. Ia adalah monyet yang selalu ingin tahu dan selalu berusaha untuk belajar. Film ini ditayang di ANTV, tapi lupa jamnya.
Salah satu episode menceritakan tentang perlombaan kapal yang dilarung di sungai. Bill adalah seorang manusia, bukan monyet seperti George. Ia adalah loper koran. Bill akan mengikutkan kapalnya di perlombaan. Pagi itu ia dan George sudah bersiap di tepian sungai.
Karena Bill ingat tugasnya untuk mengantar koran pagi, maka ia menitipkan kapalnya kepada George. Melihat kapal Bill, George penasaran, bagaimana jadinya jika kapal tersebut diturunkan di sungai. Saat dicemplungkan ke sungai, ternyata kapal tersebut tenggelam. George bingung, takut dimarahi oleh Bill. Beberapa kali Bill melintas di dekat sungai sambil melambaikan tangan ke arah George. Agar tidak ketahuan, George berendam dalam air bersama kapalnya. Dari bawah, ia memegang kapal itu dengan kakinya, sehingga dari jauh kapal tersebut tampak mengapung di permukaan air.
Setelah Bill selesai melakukan tugasnya mengantar koran, ia kembali lagi kepada George. “Bagaimana kapalku, George?” demikian tanyanya. George menyembunyikan kapalnya di balik bebatuan. Sekali lagi Bill menanyakan hal yang sama. George semakin kebingungan. Akhirnya George menyerah, ia menyerahkan kapal milik Bill. George membawa kapal tersebut ke air. Dengan wajah memelas, ia menaruh kapal di permukaan air. Ia berharap, jika Bill menyaksikan kapal tersebut tenggelam, maka Bill akan memaafkannya.
Saat kapal tersebut tenggelam, Bill berkata, “Ya ampun. Untung Kamu mengingatkanku, George. Jendela kapalnya belum ditutup. Untuk kapal model seperti ini, kita memang harus memperhatikan detil. Aku ceroboh sekali membiarkan jendela kapal terbuka. Apa jadinya jika hal ini terjadi saat perlombaan”. Bill mengambil kapalnya dari bawah air dan mengeluarkan semua air dari dalam kabin. Ia menutup setiap jendela di kapal tersebut. Bill kembali menaruh kapal tersebut di permukaan air. Hasilnya, kapal tersebut sekarang tidak lagi tenggelam.
Hampir rata-rata cerita di banyak episode Curious George memiliki pola yang mirip, yaitu George membuat masalah dan ia merasa cemas. Ada dua pola lanjutan yang biasanya terjasi. Pola pertama, George berusaha mengatasi masalah tersebut dan berhasil. Pola kedua, George tidak berhasil mengatasi masalah tersebut, tetapi orang justru menilainya sebagai sesuatu yang baik.
Pola yang pertama adalah pola umum ketika orang mempunyai masalah dan berusaha mengatasinya (problem solving). Pola yang kedua berkenaan dengan prasangka atas hal yang sedang kita hadapi. Sering kita menganggap sesuatu atau peristiwa sebagai persoalan yang mencemaskan, selalu menduga-duga apa yang akan terjadi kemudian dengan prasangka yang buruk. Selama peristiwa yang sesungguhnya belum terjadi, maka sepanjang itu pula kita menduga-duga. Jika dugaan kita buruk, maka sepanjang waktu itu pula kita menjalani perasaan negatif. Betapa ruginya kita tersiksa oleh sesuatu yang belum tentu terjadi sesuai dengan prasangka kita.
Hal yang mungkin sebagian orang menganggap remeh ini ternyata bisa menjadi pola pikir. Jika sekali-dua kali kita lakukan hal serupa, maka lama-kelamaan akan menjadi pola. Dengan cara seperti inilah kita akan berpikir, yaitu berprasangkan negatif. Kalau terus dilakukan, maka kita akan selalu hidup dalam tekanan dan kecemasan. Orang-orang di sekeliling kita akan turut merasakan. Jika hal ini dilakukan di dekat anak, adik, atau keponakan kita, maka ia akan ikut terbawa kedalam pola kita. Apalagi jika ditularkan melalui ucapan. Misalnya kita terbiasa berkata kepada anak kita yang akan bermain di luar rumah, “Nanti kalau mainanmu direbut temanmu, bagaimana?”, “Kalau tiba-tiba di jalan tertabrak mobil, bagaimana?” dan semacamnya. Anak juga akan mengikuti pola dan menirukan ucapan dan perbuatan kita. Jika akan berucap atau melakukan kebiasaan yang sama, maka saat itu anak juga terbiasa menyikapi keadaan dengan dugaan yang mencemaskan.
Apakah Kamu terbiasa berprasangka baik atau berprasangka buruk? Mari kita ingat kembali!
Artikel tentang Catatan Bebas Lainnya:
- Prinsip Memilih Alat Permainan Edukatif untuk Anak
- Mitos Keluar dari Zona Nyaman untuk Kesehatan Mental
- Bagaimana Membuat Resolusi Tahun 2013 Menjadi Powerful?
- Jilatannya Medan Banget
- Tips Tetap Produktif di Bulan Puasa
- Surat Balasan untuk Takita: Berbagi Kisah Dahsyatnya Bercerita
- Ayo Kita Jadikan Ramadhan Produktif
- Setelah Ramadhan Pertarungan Belum Berakhir
- Captain Phillips, Hanya Sekadar Kapten Kapal yang Pernah Dibajak
- "angka" dan "tuhan", Analisis Post Strukturalisme
- Apakah Penelitian Kualitatif itu Ilmiah?
- Menjadi Tukang Bersyukur dengan Level Tinggi
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Cerita Lebaran: Polisi Balik Kucing
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Pahlawan Di Hari Ibu
- Rejeki Ramadhan di Kala Puasa
- Mari Bergabung dalam Seminar Pendidikan ini!
- Kenapa Dosen Perlu Membangun Kesetaraan dengan Mahasiswa?
- Dwi Krisdianto, Kenangan yang Mengenang Dirinya
- Nge-host Acara Anak-Anak, Sebuah Jalan Setapak Baru
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Parenting Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak Susah Makan?
- Agenda Seminar PTPP: Appreciative & Innovative Parenting. Jangan lewatkan!
- Tahun Baru, Apresiasi dan Evaluasi
- Makna Pergantian Tahun yang Kepo
- Selamat Jalan Sahabat
- Paradigma 'Rewel' dan 'Nakal' pada Anak. Apa Bedanya?
- Internet Turut Membentuk Makna Axistensi di Tempat Kerja
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan