-
Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
Pujian yang salah dapat menjerumuskan anak kita. Bagaimana bisa? Memotivasi anak untuk melakukan berbagai hal positif adalah kebutuhan. Motivasi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik bagi anak, sebagai pribadi maupun bagian dari lingkungans sosial. Kadang kita memotivasi anak dengan memberikan pujian. Namun jika kita salah memberikan pujian, maka dapat menerumuskan anak kita. Mari…
-
Pendidikan Karakter dan Kebahagiaan Murid
Pendidikan karakter adalah istilah yang sudah familiar kita dengarkan. Hanya saja, apakah kita punya keyakinan bahwa kata-kata tersebut bisa diwujudkan secara nyata atau hanya berhenti sebagai slogan belaka. Karena itu, mari kita kembalikan membangun pendidikan karakter yang dimulai dari membuat anak bahagia. Konsep apa lagi ini?
-
Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
Manusia adalah individu aktif sebagai pencipta dan pengelola, demikian juga dengan anak kita. Namun tanpa disadari kita para orangtua membuat mereka tak berdaya. Jati diri anak terkubur oleh determinasi orang dewasa.
-
PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
Pendidikan kita tercermin dari budaya yang lestari di lembaga-lembaga pendidikan, terutama pendidikan formal. Apakah benar bahwa pendidikan kita sudah membentuk pribadi pembelajar? Jangan-jangan pendidikan kita telah melestarikan budaya verifikasi benar dan salah.
-
Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
Banyak orangtua atau guru kesulitan untuk membuat anak atau muridnya melakukan tugas dengan suka cita. Kalau tidak diperintah, tidak bergegas mengerjakan. Kalau tidak ada imbalan, enggan untuk melaksanakan. Bagaimana cara mengingkatkan motivasi intrinsik?
-
Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
Setiap guru ataupun orangtua memiliki orientasi mendidik pada anaknya. Namun kadang para guru dan orangtua tidak menyadari bahwa yang dilakukan sudah mengarah kepada mendikte, bukan mendidik. Mari kita berefleksi, apakah kita sedang mendidik atau mendikte?
-
Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
Imajinasi adalah karunia yang ada di setiap diri anak. Imajinasi adalah bahan perekat untuk mengaitkan informai, meletupkan daya cipta. Seiring berjalannya waktu, tantangan untuk para orangtua adalah, bagaimana memelihara imajinasi anak agar tetap menyala?
-
Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
Orangtua lebih sering menggunakan cara berpikirnya ketika berdialog denan anak. Ketika anak menyampaikan pemikiran atau gagasannya, orangtua lebih sering mengaggapnya tidak masuk akal. Padahal ketidakmasukakalan orangtua bisa berbeda dengan akal anak-anak. Hati-hati, memaksakan cara berpikir orangtua dapat melemahkan imajinasi anak.
-
Problem Fatal Guru dalam Memandu Proses Belajar
Banyak hal yang memperlancar proses pembelajaran. namun juga tidak sedikit faktor yang menghambat. Bahkan kadang tidak disadari oleh pengajar, karena sepertinya proses belajar itu berjalan dengan lancar dan peserta mengikuti setiap instruksi yang kita berikan. Karena itu, pengajar atau guru wajib untuk tahu problem fatal yang umum terjadi ketika memandu proses belajar.
-
Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
Kedisiplinan bukan pembentukan atau perubahan perilaku yang dipaksakan. Jika hal itu diterapkan, maka yang terjadi hanya keptuhan buta yang hanya bersifat kambuhan. Karena itu, perlu ditumbuhkan disiplin positif pada diri anak. Berikut ini tiga pola strategi dalam mewujudkan disiplin positif pada anak.
-
Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
Guru adalah sebuah pekerjaan. Tugasnya memberikan pendidikan bagi para siswa. Tidak jarang siswa dan guru punya ruang yang berbeda, berjarak, sehingga capaian pendidikan untuk kehidupan menjadi kurang optimal. Saatnya guru berdiri di atas sepatu siswa.
-
Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
Tahun ajaran baru sudah jelang di depan mata. Sekolah-sekolah sudah mulai sedini mungkin membuka diri untuk dijajaki dan didaftari. Tak sedikit orangtua yang kebingungan dalam memilih sekolah. Salah satu faktornya adalah lingkungan sosial yanng mempengaruhinya. Hal inilah yang menjadikan memilih sekolah berada diantara pertimbanga kualitas, gengsi dan keampuan keuangan.
-
Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
Setiap anak memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Orangtua melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan atau menghilangkan kelemahan anak. Itu baik. Namun tak jarang orangtua terjebak, malah melemahkan diri anak. Ketika berusaha menyingkirkan kelemahan anak, orangtua sering tidak sadar malah menguatkan kelemahan tersebut. Karena mengungkit kelemahan justru dapat menghilangkan kekuatan.
-
Pengembangan Diri yang Paling Murni
Pernah mendengar kalimat, “Be your self!” atau “Jadilah dirimu sendiri”? Untuk menjadi diri sendiri, diperlukan pengenalan pada diri sendiri. Dengan mengenali diri, maka kita akan dengan tegas berani mengatakan, “Inilah aku!”. “This is me!” atau “Inilah aku!” adalah pondasi bagi “Be your self!” atau “Jadilah dirimu sendiri!”. Inilah pengembangan diri yang paling murni.
-
Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
Apa yang terbayang ketika ada istilah ‘jalan pedang’? Ya, sebuah jalan yang penuh tantangan, mengandung tanggungjawab, dan sepertinya berhadapan dengan marah bahaya. Itulah yang terjadi ketika seseorang memilih jalan dengan menjadi seorang guru. Lho kok bisa?
-
Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
Musim anak masuk sekolah adalah masa yang memusingkan buat banyak orangtua. Ya, persoalannya adalah tentang memilih sekolah, terutama sekolah untuk anak usia dini atau PAUD. Padahal, menentukan pilihan untuk pendidikan PAUD adalah pondasi yang sangat penting. Bagaimana prinsip memilih PAUD untuk Anak?
-
Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
Buku Daily Parenting adalah perpaduan cantik antara Psikologi, Anak, Pengasuhan, dan Pendidikan. Karena itu, bisa dibilang buku terbiatan Panda Media (imprint Gagas Media) ini mengandung gizi yang lengkap untuk para orangtua maupun calon orangtua untuk mengasuh buah hatinya, termasuk membangun keluarga yang kondusif untuk pengasuhan.