5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak


Setiap orangtua berinteraksi dengan anak dalam urusan tertentu. Dalam sebagian besar (atau hampir semua) urusan, orangtua sangat mungkin merasa lebih tahu. Karena itulah tidak jarang orangtua sulit mempercayai anak. Apa dampak ketidakpercayaan kepada anak?

Masih ingat pada saat sekolah pertama kali? Bagaimana ekspresi orangtua kita saat mengantar kita ke sekolah? Apakah mereka dapat lega melepas kita saat memasuki pagar sekolah? Atau malah orangtua tidak pulang dan menunggui kita sampai bel tanda berakhirnya sekolah berbunyi?

Mungkin saja dulu orangtua kita dapat melepas kita untuk bermain di sekolah. Mungkin juga orangtua kita dengan berat hati melepas kita dan akhirnya menunggui sampai akhir jam sekolah. Dan bisa jadi kita juga melakukan hal yang sama untuk anak-anak kita sekarang. Benar begitu?

Demikian juga ketika kita bermain bersama teman di dalam atau luar rumah. Tak jarang orangtua sering menengok atau mungkin memanggil-manggil untuk pulang. Dan itu bisa dilakukan tiap 5-10 menit sekali. Bahkan untuk sebagian orangtua yang tidak tahan, akhirnya ikut bermain atau menungguinya ketika bermain.

Begitu juga dengan orangtua yang mengawal anaknya saat melakukan banyak aktivitas pribadinya, misalnya saja saat makan. Ketika anak sudah bisa makan sendiri, orangtuapun kadang masih mengawasi, khawatir piring pecah, lantai kotor, minuman tumpah, dan sebagainya.

Model perlakuan orangtua kepada anak yang selalu membayangi, memberikan bantuan, memperingatkan, atau banyak melarang, juga bisa terjadi dimanapun. Perlakuan orangtua di rumah juga bisa menjadi cerminan, bagaimana ia memperlakukan orang lain di luar rumah. Misalnya saja atasan yang banyak mendikte anak buahnya hampir di semua urusan. Bibir seperti memberi keleluasaan, tapi mata, sikap dan perlakuan selalu mengawasi dan mengarahkan. Improvisasi dari anak buah menjadi hal yang selalu dikhawatirkan. Kreativitas diartikan sebagai ancaman bagi keberhasilan. Bagaimana efeknya bagi bawahan? Boleh jadi mereka menjadi peragu, serba salah dan menginginkan semua urusan bersama atasan cepat berlalu.

Dampak seperti yang dialami oleh anak buah dengan atasan yang sulit memberi kepercayaan, juga dapat terjadi kepada anak, jika orangtuanya juga melakukan hal yang sama. Ada banyak bentuk (manifestasi) ketidakpercayaan orangtua kepada anak, misalnya banyak memberi bantuan, banyak mengawasi, memberi dan memperingatkan aturan, atau tidak mengijinkan melakukan banyak hal. Apa saja dampak ketidakpercayaan orangtua kepada anak?

1. Tidak percaya diri

Ketika orangtua terlampau reaktif, banyak mengarahkan dan mengingatkan aturan, maka sangat mungkin anak menjadi tidak percaya diri. Jika anak banyak diatur, diperingatkan dan disalahkan secara intens, maka anak akan merasa tidak kompeten dalam banyak urusan. Hal ini dapat membuat anak tidak percaya diri.

2. Sulit mengambil inisiatif

Ketika anak banyak diperingatkan, diarahkan, atau diatur (atas dasar ketidakpercayaan), maka anak akan menjadi penakut untuk mengambil inisiatif. Anak akan banyak menimbang dan ragu untuk mengambil tindakan. Akan muncul dorongan yang besar untuk selalu menanyakan terlebih dahulu hampir di semua hal. Bahkan yang lebih fatal, anak tidak berani untuk bertindak sekaligus tidak berani untuk bertanya.

3. Serba salah

Jika anak berani mengambil tindakan, maka tindakan yang ia lakukan tetap serasa diawasi. Anak akan merasa serba salah dengan tindakannya.

4. Kompulsif

Ketika anak merasa diawasi dan merasa serba salah, maka sangat mungkin ia menjadi kompulsif. Anak sangat takut berbuat kesalahan, sehingga sedikit bertindak, berkali-kali memeriksa. Pertanyaan yang selalu hadir ketika anak bertindak adalah “Apakah aku telah melakukan kesalahan?”.

5. Sulit mempercayai orang lain

Jika anak tidak mendapatkan kepercayaan, maka perlakuan yang ia terima juga akan ia berlakukan kepada orang lain. Selain karena anak memang pencontoh yang baik, perlakuan orang dewasa di sekitarnya akan menjadi standar untuk membuat perlakuan kepada orang lain. Jadi, jika ia sering tidak dipercaya dengan menerima banyak teguran, arahan, koreksi dan sebagainya, maka ia juga akan banyak menegur, mengarahkan dan mengoreksi orang lain.

 

Hati-hati, ketidakpercayaan kita kepada anak, berdampak bagi pemebentukan kepribadian mereka (foto: conversiondiary.com)
Hati-hati, ketidakpercayaan kita kepada anak, berdampak bagi pemebentukan kepribadian mereka (foto: conversiondiary.com)

Begitulah dampak jika orangtua tidak memberikan kepercayaan kepada anak. Karena ada pepatah yang bilang, “Tidak ada aksi luar biasa tanpa kepercayaan” (anonim).

Apa lagi dampak ketidakpercayaan kepada anak?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *