Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
August 25, 2014 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Hidup kita lalui, berbagai pengalaman datang silih berganti. Ada yang menyenangkan, ada juga yang terjal dan memilukan. Realitas hidup itu menyapa apa adanya. Cara kita bersikaplah yang menentukan bagaimana selanjutnya. Begitu pula anak-anak. Mereka menyikapi hidup dengan cara anak-anak.
Yulianto, adalah seorang lelaki paruh baya yang difonis mengalami penyumbatan pembuluh darah balik yang menuju ke otak. Menurut dokter, ia harus operasi.
Hari-hari Yulianto menjadi muram. Kalau gagal operasi, yang terbayang di benaknya adalah kematian dan tutup usia. Sedangkan jika berhasil, yang terbayang dibenaknya adalah malefungsi, tubuh yang semakin lemah dan tak berperforma prima seperti sedia kala.
Tepat di kamar sebelah, seorang anak juga difonis menderita gangguan serupa. Tapi bedanya adalah yang terbayang di benaknya.
Gito, nama anak tersebut, membayangkan, jika operasinya berhasil, dia akan menjadi sehat seperti semula. Bahkan ia sangat tidak sabar untuk kembali bermain bersama teman-temannya. Bagaimana jika gagal? Gito membayangkan, dirinya seperti manusia Seiya, seperti yang ada di film Dragon Ball. Akan ada satu titik dimana dia lebih kuat dari sebelumnya. Dia memyangkan ada lompatan listrik di otaknya yang membuatnya menjadi anak yang genius atau mungkin malah dapat membaca pikiran orang.
Hari pasca semuanya pulih tibalah sudah. Benar yang dibayangkan oleh Gito, operasinya tidak berhasil dengan baik. Kini dia bisa meramalkan apa yang akan terjadi pada diri orang, dengan menyelami cara berpikirnya. Seperti pada hari ini, “Orang itu akan mati”, demikian ucap Gito lirih sambil memandang pintu kamar sebelah yang sedang terbuka. Di dalamnya ada seorang yang terbaring lemah. “Ya, orang itu akan mati. Mati harapannya..”, demikian lanjutnya sambil menatap Yulianto yang terbujur, berbaring di ranjang beroda.
Semoga cerita ini bermanfaat..
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Cerita: Menolong Nubi
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini