Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
July 25, 2014 . by rudicahyo . in Parenting, Psikologi Populer . 0 Comments
Punya obsesi itu bagus, tapi tidak dengan obsesif. Berhubungan dengan penundaan kenikmata, yang bisa mengendalikan obsesinya (tidak obsesif), lebih bisa menunda kenikmatan sesaat. Puasa adalah cara mengajari kita menunda kenikmatan sesaat, karena pendundaan ini bermanfaat untuk kehidupan kita kelak.
Pernah tahu eksperimen marshmallow?
Sebuah eksperimen terkenal pernah dilakukan oleh Walter Mischel, seorang psikolog dari Yale University. Mischel mengumpulkan beberapa anak dalam ruangan eksperimen. Di depan mereka, diletakkan berkota-kota marshmallow. Anak-anak ini dijanjikan akan mendapatkan marshmallow yang lebih banyak jika dapat menunda keinginan untuk makan marshmallow dalam 3o menit. Setelah itu, anak-anak tersebut ditingal.
Tanpa sepengetahuan anak-anak tersebut, mereka diamati. Ternyata ada beberapa anak yang tidak mampu menunda untuk makan marshmallow di depan mereka, sedangkan sebagian yang lain dapat menundanya. Di akhir, anak-anak yang mampu menunda memakan marhsmallow, mendapatkan marshmallow lebih banyak.
Tidak hanya sampai di situ, penelitian ini terus berlanjut dengan mengamati perkembangan anak-anak tersebut sampai 14 tahun kemudian. Ketika memasuki masa dewasa, terdapat perbedaan dalam hal studi dan karier mereka. Anak-anak yang mampu menunda lebih berhasil dalam studi dibanding anak-anak yang tidak mamu menunda sama sekali. Bahkan nilai ujian tulis dari anak-anak yang mampu menunda kenikmatan, 210 poin lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mampu menunda kenikmatan. Selain itu, anak-anak yang mampu menunda kenikmatan lebih menunjukkan sifat yang positif, misalnya lebih optimis, kompeten, tidak iri hati, serta lebih mandiri.
Tidak mudah bagi setiap orangtua bisa mengajari anak untuk menunda kenikmatan sesaat. Bahkan tanpa disadari, kadang orangtualah yang membuat anak tidak bisa menunda kenikmatan. Misalnya saja orangtua yang menunda memberikan atau melakukan sesuatu untuk anak. Mungkin si orangtua mengatakan, “Nanti saja sehabis makan. Yuk makan dulu!”. Ternyata, setelah makan, orangtua tidak menepati janjinya. Jika ini intens dilakukan, maka anak akan sulit percaya dengan penundaan yang kita katakan. Hal ini membuat anak terus merengek, terus meminta, tanpa mau menunggu. Baca juga artikel “Pentingnya Menepati Janji kepada Anak“.
Jangan berkecil hati jika anak terlanjur sulit menunda kenikmatan sesaat. Ada moment berharga yang bisa dijadikan sarana bagi anak untuk belajar menunda kenikmatan sesaat, yaitu puasa. Bahkan puasa tidak hanya mengajari anak-anak, orang dewasapun juga belajar menunda kenikmatan sesaat. Misalnya saja moment Bulan Ramadhan. Kewajiban berpuasa bisa menjadikan kita belajar menundak kenikmatan. Anak-anak juga bisa dilatih untuk melakukan puasa, karena puasa tidak hanya melatih kesabaran dan tanggungjawab, tetapi juga melatih menunda kenikmatan sesaat. Kita dilatih untuk tidak makan dan minum sebelum waktunya, bahkan ketika ada banyak minuman segar dan makanan lezat terhidang di meja. Mirip dengan eksperimen marshmallow kan?
Karena itu, berbahagialah bagi yang dapat memanfaatkan momentum puasa dengan sebaik-baiknya. Semoga kita menjadi orang yang selalu diberi kesempatan untuk menjalani puasa dengan lebih baik dan lebih baik lagi.
Bagaimana menurutmu?
Artikel tentang Parenting, Psikologi Populer Lainnya:
- Pekerjaan atau Anak?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Memetakan Sumber Penghasilan dengan Inventarisasi Kekuatan
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Apa yang Membangun Keyakinan Diri (Self Determination) Kita?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Kronologi Proses Keluhan Mengebiri Solusi
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Modal Dasar Pengasuhan
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Kendala Membangun Atmosfir Egaliter dalam Keluarga
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Bagaimana Mengelola Orang yang Bermasalah dengan Kita?
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Bagaimana Bertanggung Jawab atas Keseriusan Anak?
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Kesehatan Mental Di Tempat Kerja
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Kamu Menyebutnya Kesadaran
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Bolehkah Memarahi Anak?
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- Bagaimana Menemukan dan Mengenali Potensi Anak?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?