Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
December 31, 2013 . by rudicahyo . in Catatan Bebas, Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Ada pertemuan, ada perpisahan. Sudah saatnya kita lepas 2013, dan kita jelang 2014. Biasaya kalau tahun akan berganti, saat itu terjadi banjir resolusi. Resolusi terus berganti mengikuti tahunnya, tapi resolusi adalah sebuah janji yang disaksikan oleh Tuhan yang sama. Pergantian tahun memang bukan pergantian Tuhan.
Senang menyaksikan betapa orang bereaksi begitu hebohnya atas pergantian tahun. Itu juga yang menjadi pertanda atas banyak hal, umur yang semakin menua, kesadaran akan capaian dan yang belum teraih, serta kedewasaan dalam melepas hal yang lama. Namun ada juga yang bereaksi biasa saja, karena pergantian tahun tak lebih dari proses alamiah bergulirnya waktu, datang dan pergi.
Salah satu fenomena yang selalu mengiringi pergantian tahun adalah banjirnya resolusi. Kamu termasuk salah satu yang membuat resolusi? Ayolah, akui saja! π Aku termasuk salah satunya. Dan salah satu yang mengakuinya tentu π Apa sih resolusimu di tahun 2014?
Jawaban atas pertanyaan ini pasti bervariasi. Namun berbicara tentang harapan, keinginan, niat, barulah kita bisa memetakan. Berbicara tentang niat, selalu ada keyakinan yang mengiringinya. Ibarat api, niat adalah pemantik, sedangkan keyakinan adalah yang mengobarkan apinya. Selain itu, berbicara tentang niat dan keyakinan, selalu ada dua subjek yang dilibatkan, yaitu diri kita dan Tuhan.
Niat berasal dari diri dan disaksikan oleh Tuhan. Karena itulah, biasanya orang bilang, “Hanya aku dan Tuhan yang tahu”. Berarti kita sudah punya modal yang berupa pemantik. Namun selanjutnya, pemantik itu butuh diyakinkan untuk menjadi kobaran api yang besar. Kekuatan keyakinan ini tergantung dialog diri dengan Tuhan. Kenapa?
Resolusi pastinya diperuntukkan untuk diri kita (bahkan ketika ditujukan untuk orang lain sekalipun). Pencapaian resolusi diupayakan oleh diri. Jika kita menguatkan keyakinan kita dari satu sisi, yaitu diri, maka kita akan menggantukan pada upaya kita. Dalam hal ini, resolusi adalah janji kepada diri untuk nantinya akan diraih.
Namun di sisi lain, resolusi adalah permohonan. Jadi, resolusi tidak hanya diupayakan, tetap juga diminta. Kepada siapa kita meminta? Jawabannya tergantung keyakinan masing-masing orang. Sebagian pasti ada yang menjawab kepada Tuhan. Berarti, dalam hal keyakinan akan ketercapaian, kita sedang melakukan dialog dengan Tuhan. Bagaimana mekanismenya?
Ketika kita membuat resolusi, saat itu kita mengunci sebuah permohonan. Boleh juga disebut sebuah janji. Keyakinan orang terhadap diri, apakah bisa memenuhi janji atau tidak, pasti berbeda-beda. Tapi di sisi lain, bagaimanapun tingkat kekuatan keyakinannya, dalam hati kecil tetap ingin resolusi itu bisa diraih nantinya. Untuk tetap menjaga keyakinan diri, kita butuh back-up. Siapa back-up nya?
Sekarang kita bicara tentang Tuhan sebagai back-up. Ketika kita menyadari keterbatasan kita akan pencapaian harapan di tahun depan, maka untuk mengembalikan keyakinan itu, Tuhan menjadi rujukan. Dialah yang maha mengabulkan. Dia yang menciptakan, Dia yang memiliki segalanya. Karena itu, tetaplah berharap dengan harapan-harapan terbaik, tetaplah yakin bisa terkabulkan karena kita punya back-up yang bisa diandalkan.
Sudahkah membuat resolusi untuk 2014? Apa resolusimu di tahun 2014?
Artikel tentang Catatan Bebas, Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Tak Baik Berprasangka Buruk, Tak Buruk Berprasangka Baik
- Cara Mengatasi Tekanan Fight Flight atau Flow Mana yang Efektif?
- Nge-host Acara Anak-Anak, Sebuah Jalan Setapak Baru
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Ayo Kita Jadikan Ramadhan Produktif
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Kenapa Dosen Perlu Membangun Kesetaraan dengan Mahasiswa?
- "angka" dan "tuhan", Analisis Post Strukturalisme
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- Makna Pergantian Tahun yang Kepo
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Tips Tetap Produktif di Bulan Puasa
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Mitos Keluar dari Zona Nyaman untuk Kesehatan Mental
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Mari Bergabung dalam Seminar Pendidikan ini!
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Tahun Baru, Apresiasi dan Evaluasi
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Selamat Jalan Sahabat
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Agenda Seminar PTPP: Appreciative & Innovative Parenting. Jangan lewatkan!
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Pahlawan Di Hari Ibu
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Jilatannya Medan Banget
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Surat Balasan untuk Takita: Berbagi Kisah Dahsyatnya Bercerita
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Prinsip Memilih Alat Permainan Edukatif untuk Anak
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Bagaimana Membuat Resolusi Tahun 2013 Menjadi Powerful?
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Parenting Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak Susah Makan?
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Paradigma 'Rewel' dan 'Nakal' pada Anak. Apa Bedanya?
- Cerita: Menolong Nubi
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- Menjadi Tukang Bersyukur dengan Level Tinggi
- Setelah Ramadhan Pertarungan Belum Berakhir
- Captain Phillips, Hanya Sekadar Kapten Kapal yang Pernah Dibajak
- Rejeki Ramadhan di Kala Puasa
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Dwi Krisdianto, Kenangan yang Mengenang Dirinya
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Internet Turut Membentuk Makna Axistensi di Tempat Kerja
- Cerita Lebaran: Polisi Balik Kucing
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan