Kekuatan diri itu bisa jadi cuma retorika yang ada di luar sana, belum benar-benar diakui sebagai milik diri. Karena itu butuh pengristalan, butuh memfokuskan kekuatan diri. Bagaimana caranya?
Setiap orang memiliki kemungkinan untuk terjebak dalam stagnasi, apalagi yang memiliki pekerjaan yang bersifat rutin. Stagnasi dapat membuat kita terjebak pada perasaan hampa, bimbang, tanpa pijakan dan tak tentu arah. Hal ini tentu saja akan menghambat kreativitas dan produktivitas.
Bagaimana caranya?
Pada tulisan sebelumnya, telah dibahas tentang “5 Jurus Lepas Dari Stagnasi“. Salah satu jurusnya adalah memfokuskan kekuatan diri. Nah, bagaimana memfokuskan kekuatan diri?
Membahas tentang memfokuskan kekuatan diri, berarti berbicara tentang cara pandang kita terhadap diri sendiri. Dalam memandang, kita melibatkan alat indera dan persepsi. Kedua modal inila yang akan dikelola untuk memfokuskan kekuatan diri.
Setiap indera kita mengumpulkan data, mengolah dan menjadikannya sebagai bagian dari diri, membentuk keyakinan. Jadi, mulai dari alat indera inilah kita melakukan penguatan terhadap apa yang kita miliki. Selain mencari perbedaan atau yang tidak dimiliki orang lain, membelokkan cara kerja alat indera ini juga turut mendukung pengembangan diri. Berikut akan dibahas satu persatu cara memfokuskan kekuatan diri.
1. Menjadikan indera sebagai radar untuk menemukan kekuatan
Di level pertama, kita bisa jadikan indera kita (mata, hidung, telinga dll) sebagai radar untuk mencari, apa saja yang mendukung kekuatan kita. Misalnya ketika kita merasa bahwa kita punya kelebihan dalam membuat desain pakaian, maka sekarang mata kita sudah berbeda cara pandangnya ketika melihat pensil, kertas atau penghapus pensil.
2. Bermain paradox sudut pandang
Level berikutnya adalah bermain paradox. Ini bisa dilakukan untuk yang sudah terbiasa atau terlatih. Di level ini, apapun yang dilihat bisa diarahkan kepada keyakinan akan kekuatan diri. Artinya, melihat apapun, mendengar apapun, semuanya bisa diarahkan sebagai data untuk memperkuat diri. Misalnya calon desainer tadi. Melihat kasur dan seprei, ia berpikir bagaimana membuat kasur yang nyaman bisa serasa memeluk yang tidur atau membuat motif seprei yang bisa mensugesti agar bermimpi indah. Melihat meja langsung terbanyang dirinya sedang mengerjakan desain mahakarya untuk orang penting atau publik figur.
3. Melakukan kapitalisasi
Mengubah cara pandang atau membelokkan kerja alat indera ini sebenarnya juga sekaligus langkah kapitalisasi. Dengan kata lain, mengristalkan kekuatan sebagai modal yang dimiliki. Artinya, setiap yang kita indera, baik di lingkungan atau di dalam diri, bisa dimaknai sebagai modal untuk mendukung kekuatan diri. Bahkan akan lebih kuat jika dimaknai sebagai pendukung dalam mencapai impian atau cita-cita.
Demikian 3 cara memfokuskan kekuatan diri. Semoga bermanfaat.
Apakah Kamu sudah menemukan dan memfokuskan kekuatan dirimu?
One response to “3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri”
[…] 3 cara memfokuskan kekuatan diri. Semoga bermanfaat. [Sumber] […]