Kita menyerap banyak informasi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi tersebut tak akan berkembangan menjadi pengetahuan baru tanpa direkatkan. Perekatnya mungkin pengetahuan lama yang sudah kita miliki. Tapi bagaimana hal tersebut bisa melekat? Karena ada peran imajinasi. Berikut ini peran imajinasi di tiga area penciptaan.
Imajinasi punya peran yang luar biasa dalam penciptaan. Dengan imajinasi, penciptaan menjadi baru atau tampak baru. Imajinasi itu seperti lem perekat antar informasi, antar fakta, antar pengetahuan yang kita miliki. Bagaimana peran imajinasi dalam penciptaan? Mari kita lihat peran imajinasi di empat area penciptaan.
1. Penciptaan Teori
Di tulisan yang berjudul “Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi” sudah disinggung tentang penalaran. Mungkin kamu juga sudah familiar dengan istilah itu. Secara sederhana, kita bisa mengartikan penalaran sebagai pengaitan atau penghubungan. Apa yang dikaitkan?, informasi. Perekat informasi itulah imajinasi. Kita bisa melakukan penalaran karena imajinasi.
2. Penciptaan Barang/Jasa
Kita tahu yang namanya kertas. Itu adalah penciptaan tersendiri. Kita juga tahu tinta, huruf, dan warna. Semua komponen ini bisa digabungkan dan membentuk buku. Belum lagi jika diteruskan dengan penciptaan yang lebih kompleks dengan menciptakan buku ilmiah atau cerita fiksi dan seterusnya. Setiap komponen adalah penciptaan sendiri yang jika dilihat lebih detil, merupakan penciptaan-penciptaan yang lebih kecil. Ketika digabungkan, akan membuat penciptaan baru yang lebih kompleks. Siapa sangka ada orang yang berpikir tentang bohlam, burger, pembalut, tusuk gigi dan sebagainya. Mereka menggunakan imajinasinya.
3. Penciptaan Diri
Arti diri ini bisa meliputi spiritualitas, keyakinan, karakter, mental dan sebagainya, yang kesemuanya membangun diri kita. Ambil contoh saja spiritualitas. Misalnya orang belajar memaknai semua kejadian yang menimpa dirinya, baik yang menyenangkan atau duka cita. Sebelumnya, ia berpikir seperti pandangan umum, bahwa kesedihan itu tidak enak, atau kebencian itu menyakitkan. Kemudian orang tersebut belajar bahwa kesedihan itu sama seperti kebahagiaan, hanya perlu dialami dan dirasakan (tanpa prasangka, tanpa penghakiman). Begitu juga orang yang membenci teman kerjanya. Awalnya dia berusaha menyukai teman kerjanya, tapi hal itu menguras energi. Akhirnya dia cukup mengatakan, “Aku membencinya, tidak lebih”. Artinya, orang itu tak perlu mengingkari kalau ia membenci temannya. Namun hal itu diterima apa adanya, tanpa harus mengubah hubungan antar mereka. Kenapa kok orang tersebut bisa berpikir dan merasa secara berbeda? Imajinasi turut bekerja memutar kebiasaan, memberi arti baru, dan menerima sebagaimana arti lama (dulu) ia terima.
Begitulan peran imajinasi di tiga area penciptaan. Mungkin Kamu yang tergolong menyadari dan hidup dengan peran imajinasi ini. Adakah wilaya penciptaan lainnya yang melibatkan peran imajinasi?