Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
February 22, 2020 . by rudicahyo . in Parenting, Pendidikan . 0 Comments
Membaca merupakan aktivitas untuk mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Karena itu, jika dibiasakan sejak dini, maka anak juga kan lebih mudah mengakses pengetahuan melalui aktivitas membaca. Berkenaan dengan membaca sejak dini, apakah benar bahwa membacakan buku sejak dalam kandungan akan membuat anak gemar membaca?
Beberapa waktu yang lalu saya diwawancarai oleh wartawan warta unair dari rubrik pendidikan. Topiknya adalah membacakan buku sejak dalam kandungan. Yang menjadi pertanyaan utama adalah, apakah membacakan buku sejak dalam kandungan akan membuat anak kelak akan gemar membaca.
Jika kita mau menjawab secara awam, maka dengan mudah kita mengatakan, “Ya, aktivitas membacakan buku sejak dalam kandungan akan membuat anak menyukai membaca”. Itu jika kita menjawab dengan cara sederhana. Tapi apakah pasti akan terjadi demikian?
Secara mudah tentu kita dapat mencari artikel-artikel melalui google tentang dampak membacakan buku pada anak, bayi, atau bahkan janin. Beberapa artikel menjelaskan bahwa kebiasaan membacakan buku untuk anak akan membuat anak menyukai buku, menjadi gemar membaca. Namun untuk janin, penjelasan pada kebanyakan artikel dapat membawa orang menyimpulkan bahwa membacakan buku pada bayi yang berada dalam kandungan akan membuat anak menyukai membaca kelak setelah dilahirkan. Bahkan ada keyakinan yang lebih ekstrim bahwa anak yang dibacakan buku fisika kelak akan menyukai fisika. Begitu juga dengan matematika, biologi, dan sebagainya.
Baca juga artikel terkait:
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca pada Anak
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak sangat Penting
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
Penjelasannya tidak sesederhana itu, karena kesukaan anak dalam membaca tidak serta merta dapat dikaitkan dengan kebiasaan orangtua membacakan buku saat ia berada dalam kandungan. Gemar membaca itu bukan efek utama (main effect) dari membacakan buku bagi janin. Anak menjadi gemar membaca dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya saja orangtua sering membacakan buku saat anak berada di kandungan. Tapi ketika sudah lahir, orangtuanya kembali kepada kesibukannya masing-masing dan kebiasaan membaca tidak diteruskan sebagai budaya. Hal itu juga mempengeruhi penurunan kesenangan membaca. Begitu juga cara orangtua membacakan buku, juga berpengaruh. Jika orangtuanya kurang menikmati dalam membacakan buku dan tidak ekspresif, maka pengaruhnya tidak sekuat ketika orangtuanya bersuka cita membacanya. Karena tidak sedikit orangtua yang berfokus kepada teknis dan melakukan tips membacakan buku dengan harapan anaknya akan gemar membaca, sementara dirinya sendiri sebenarnya kurang suka membaca.
Mari kita lanjutkan penjelasan tentang isi buku, apakah janin yang dibacakan buku fisika, matematika, biologi dan sebagainya akan menjadi menyukai bidang-bidang tersebut? Efek membacakan buku pada janin bukan terletak pada isi bacaan atau content, tapi lebih kepada keakraban anak dengan aktivitas membaca. Karena itu, yang lebih berpengaruh adalah bagaimana cara orangtua membaca. Anak mengenal bunyi kata, kalimat, disertai dengan jeda dan intonasi untuk tanda baca, akan membuat ia familiar dengan kegiatan membaca. Jadi letaknya pada konteks membacanya, bukan isi bacaannya. Karena itu, menjadi gemar membaca buku jenis tertentu, lebih sebagai efek samping (side effect). Membacakan kosa kata tertentu, akan membuat anak kelak tidak asing dengan kosa kata tersebut. Penelitian dari University of Oregon US menemukan bahwa bayi akan merespon kata-kata yang biasa didengar oleh mereka semasa masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika nanti ia membaca buku yang mengandung kata-kata tersebut, ia akan lebih mudah menyerapnya karena lebih familiar.
Lebih dari sekadar familiaritas terhadap kata, cara orangtua membaca tidak kalah penting. Keakraban dengan kegiatan membaca lebih disebabkan oleh konteks aktivitas membacanya. Karena itu, para ahli lebih menyarankan janin dibacakan buku-buku yang sederhana dengan cara membaca yang mempunyai ritme sesuai dengan intonasi dan tanda baca. Dengan kata-kata sederhana, akan menjadi modal bagi anak untuk mempelajari bahasa awal kelak ketika berada pada fase anak.
Maka dari itu, orangtua disarankan mengakrabkan anak dalam kandungan dengan kegiatan membaca dengan harapan anak akan lebih mudah ketika dipertemukan kembali dengan teks. Ketika anak merasa akrab dengan teks, maka akan memudahkan ia dalam membaca. Ketika merasa mudah, anak akan menjadi lebih percaya diri dalam membaca. Ketika kepercayaan diri menguat dalam aktivitas membaca, maka ia akan menjadi menyukai membaca.
Demikian artikel yang menjawab pertanyaan, apakah membacakan buku kepada anak sejak dalam kandungan akan berpengaruh kepada kegemarannya membaca.
Artikel tentang Parenting, Pendidikan Lainnya:
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Kesulitan Orangtua Mengajak Anak Kembali ke Sekolah Pasca Libur
- Ingin Skripsimu Bergairah? Perhatikan 3 Komponen Penggalian Ide!
- Pendidikan Anak: Apa Tindakan Awal yang Tepat Ketika Anak Melakukan Kesalahan?
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca Pada Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Apakah Penelitian Kualitatif itu Ilmiah?
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Pemahaman Orangtua dan Anak
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Jenis Kelekatan yang Terjadi pada Anak
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Apa Dampaknya Jika Salah Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Semua Orangtua Punya Anak Kreatif
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Modal Dasar Pengasuhan
- Pembubaran RSBI Wujud Kemerdekaan Pendidikan
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Cara Tepat Memberi Bantuan untuk Anak
- Apa Catatan yang Harus Diperhatikan Jika Guru Menghukum Murid?
- Bolehkah Guru TK Mengajari Membaca?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Pemimpin itu Pendidik
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi