5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
January 16, 2020 . by rudicahyo . in Parenting, Pendidikan . 0 Comments
Keterampilan membaca sangat penting di era yang sudah dibanjiri informasi. Kesenangan membaca pada setiap orang berbeda-beda, begitu juga pada anak. Namun demikian, membudayakan membaca pada anak sangat penting untuk menjadi sebuah kesenangan. Berikut ini adalah 5 alasan fundamental, kenapa membudayakan membaca pada anak sangat penting?
Pada tulisan sebelumnya, “Tantangan dalam Membudayakan Membaca pada Anak” sebagai bentuk reaksi dari publikasi hasil survey PISA, saya berjanji akan menuliskan tentang bagaimana cara membudayakan membaca pada anak. Kali ini saya tidak langsung membayar hutang atas janji tersebut. Terlebih dulu saya akan menjelaskan, kenapa membudayakan membaca pada anak sangat penting. Hal ini sejalan dengan prinsi belajar yang menumbuhkan motivasi intrinsik, bahwa belajar yang penuh dengan suka cita didahului dengan kesadaran akan manfaat atau pentingnya sesuatu yang sedang atau akan dipelajari.
Beberapa alasan berikut seharusnya dapat menyadarkan kita semua untuk membudayakan membaca sedini mungkin.
1. Berntuk dasar dari informasi adalah teks
Meskipun era informasi sudah lewat dan berganti dengan era kreatif, tapi teks tetap menyertai berbagai bentuk informasi (baik audio maupun video). Bahkan teks bisa dikatakan sebagai bentuk dasar dari transformasi berbagai bentuk media informasi. Bentuk berbagai media informasi tersebut selau didahaului atau disertai dengan script dan caption. Tentu kita ingat, saat pertama kali kita diperintahkan membaca (iqro’), sebenarnya bentuk informasi yang dikehendaki pertama kali adalah teks. Kitab dan buku adalah acuan dari perintah tersebut. Meskipun kemudian kata ‘membaca’ mempunyai makna yang lebih luas, seperti membaca dunia, membaca situasi, membaca tanda-tanda alam dan sebagainya.
2. Setiap hari kita kebanjiran informasi
Apakah di rumahmu berlangganan koran atau surat kabar harian? Pernahkah mengalami, hari ini belum sempat membaca atau baru membaca sedikit berita utama, eh hari sudah berganti dan koran baru datang lagi? Ya, tiap hari kita kebanjiran informasi, kita kedatangan teks bertubi-tubi. Mungkin bagi kita yang terbiasa dengan membaca, kelewatan sedikit informasi merupakan hal yang biasa, karena kita bisa mengejarnya. Tapi bagaimana dengan yang tidak biasa membaca (tapi sangat menginginkannya)? Tidak jarang mereka merasa tenggelam dan terombang-ambing oleh informasi. Mereka tidak lagi menjadi pengontrol informasi, tetapi mereka yang dikontrol atau tidak berdaya di tengah milyaran informasi. Mungkin hari ini kita harus mempelajari sebuah laporan keuangan, sementara ada berita penting tentang syarat-syarat terbaru promosi karyawan, belum lagi ada perintah untuk mengevaluasi beberapa kinerja karyawan yang disertai dengan data-data tertulis tentang karyawan tersebut, ditambah lagi kita belum memikirkan planning besok yang didasarkan pada kemajuan kerja hari ini. Semua itu sangat membutuhkan kebiasaan kita dalam membaca.
3. Membaca melatih kognisi kita untuk menytrukturkan diri
Sesulit apapun kita mencoba untuk membiasakan membaca, pada saat itulah pikiran kita mulai belajar untuk menata informasi. Mungkin saat kita membaca selembar teks, kita hanya dapat menangkap 20% dari isinya. Tidak masalah, karena sebenarnya kia sudah mengelola 100% teks tersebut. Ini seperti kita berbisnis dengan sekian ribu modal dan mengelolanya, kemudian hanya sekian ratus kita mendapatkan omset maupun laba bersihnya. Dengan demikian, bukan berarti lantas sekian ribu modal yang kita keluarkan adalah sia-sia. Kita telah mengelolanya, yang di siklus berikutnya akan menjadi dasar untuk mengelola modal yang baru. Kita tetap belajar 100%, meskipun yang kita dapatkan 20%. Kognisi kita belajar menytrukturkan diri 100%.
4. Struktur kognisi para pembaca penting untuk tugas belajar yang lebih kompleks
Bagi para pembaca atau orang yang terbiasa membaca, struktur kognitif yang terbentuk merupakan modal dasar yang berharga untuk tugas-tugas belajar yang lebih rumit, misalnya pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan. Meskipun bahan bacaan yang diserap tidak ada kaitannya dengan bagaimana cara membuat keputusan atau menyelesaikan masalah, tapi struktur kognitif kita yang terbentuk dari aktivitas membacalah yang bekerja untuk mengambil keputusan efektif dan memecahkan persoalan secara efisien.
5. Membaca adalah pembentukan jaring-jaring informasi
Pernah bertemu dengan orang yang ketika diajak ngobrol selalu nyambung, karena ia punya banyak referensi? Ya, biasanya para pembaca mengembangkan bentuk jaring-jaring informasi. Berbagai asupan teks yang sudah ia baca, akan terorganisir membentuk jaringan informasi. Teks yang dibaca di paragraf sebelumnya sebelumnya, pengetahuan yang pernah disimpan dari membaca, akan terhubung pada saat orang membaca. Pada saat ‘istirahat’ sudah lama tidak membaa atau bahkan tidak pernah membaca sama sekali, otak akan tiak terlatih membuat jaring-jaring tersebut. Akibatnya, lama-lama otak akan punya kinerja yang tidak efektif dan kurang efisien dalam merespon informasi.
Nah, itulah 5 alasan fundamental kenapa kita harus membudayakan membaca pada anak sejak dini. Semoga bermanfaat. Tunggu artikel berikutnya tentang bagaimana membudayakan membaca pada anak. Jika teman-teman ada yang perlu ditanyakan, silahkan tuliskan di kolom komentar ya..
Artikel tentang Parenting, Pendidikan Lainnya:
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Untuk Masa Depan Anak, Berkorbanlah!
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Modal Dasar Pengasuhan
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Harga Sebuah Kesempatan bagi Anak
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Trans Membantu Induksi Nilai pada Diri Anak
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Bagaimana Mengelola Keinginan Anak untuk Berbelanja?
- Pengembangan Bakat Anak dan Dilema Pilihan
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Kenapa Kita Tidak Boleh Memotong Aktivitas Anak?
- Penyebab Bawah Sadar Kekerasan pada Anak
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Pentingnya Menepati Janji kepada Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Cara Beli Buku Daily Parenting
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Cara Mengendalikan Kemarahan Kita kepada Anak
- 5 Langkah Mengetahui, Apakah Anak Kita Mengalami Bullying
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- Kesesatan Orangtua dalam Memandang Perkembangan Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Benarkah Anak Kita Mengalami Bullying?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak