Tag: insert

  • Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini

    Keruwetan hidup adalah bagian yang tak bisa dihindari. Namun yang perlu kita yakini adalah bahwa selalu ada jalan di balik kesulitan. Hanya saja, kita perlu menjaga, apa yang perlu dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Baca selengkapnya!

  • Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan

    Hidup pasti penuh dengan liku dan haru, banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Namun jika kita mengeluh atas kondisi yang kita alami, maka saat itu juga kekebalan diri kita menjadi menurun. Benarkah keluhan dapat menurunkan kekebalan?

  • Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?

    Ada banyak kondisi, aktivitas, kejadian yang kadang tidak selalu sesuai harapan. Kadang hal tersebut mendatangkan kesedihan. Berbagai kesedihan datang secara alamiah dan sewajarnya ditanggapi secara alamiah pula. Segala bentuk penolakan dan pengingkaran akan membuat kita tidak bisa bahagia. Cara untuk menjadi bahagia adalah dengan membunuh waktu. Apa itu? Bagaimana caranya?

  • Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian

    Hidup berada pada posisi kepastian dan ketidakpastian. Ketika masuk ke area kepastian, maka orang enggan beralih ke area ketidakpastian. Itu lumrah. Ini biasanya disebut dengan zona nyaman. Meskipun kehidupan menjadi serba sulit, serba gagal, namun banyak orang tidak berani melampaui ketidakpastian, meskipun hal itu menuju kepada kemudahan, kepada keberhasilan.

  • Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original

    Banyak para seniman, pengusaha, atau people helper, menghadapi persoalan yang sama, yaitu soal eksistensi. Keberadaan diri diantara orang yang melakukan hal yang sama, menimbulkan persaingan. Kunci dari daya saing yang tinggi adalah menjadi diri sendiri yang original.

  • Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi

    Tidak masalah kita punya masalah, karena begitulah lumrah adanya. Tapi bagaimana yang seharusnya? Bagusnya kita tak hanya berkutat di zona masalah, tetapi bergerak menuju zona solusi.

  • Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis

    Hidup memang terfragmentasi, terpilah dalam babak dan settting ruang dan waktu. Kalau mau ingin lebih mudah melihat kondisi real-nya, tengoklah ke Indonesia. Fragmentasi itu semakin jelas ketika berbagai krisis melanda dengan berupa warna dan segala kompleksitasnya. Tapi pangkal dari itu semua adalah krisis jati diri. Percaya?

  • Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas

    Dalam berbuat baik, selalu ada level tertinggi yang sekaligus adalah level tersulit. Berbuat baik kepada orang baik, itu mudah. Tapi bagaimana dengan berbuat baik atau berteman dengan musuh kita? Di sinilah terjadi menyatunya hablum minallah dan hablum minannas.

  • Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat

    Kalau ada kata ‘baik’, ‘lebih baik’ dan ‘terbaik’, pasti mengingatkan kita pada pelajaran tentang komparasi atau perbandingan. Mana yang lebih/paling tinggi? Apakah kata ‘terbaik’, karena awalan ‘ter-‘ memiliki arti ‘paling..”? Belum tentu! Kata ‘baik’ justru sebuah kondisi tanpa syarat.

  • Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi

    Dalam sebuah penciptaan, alurnya kurang lebih sama, realita/imajinasi –> rasionalisasi (data + teori = riset) –> hasil. Namun titik tekan yang berbeda akan menentukan cara berpikir dan hasil yang dicapai. Sayangnya, imajinasi kadang dianggap tidak lebih penting dari pengetahuan dari sebuah referensi.

  • Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai

    Now and here atau kini dan di sini adalah sebuah filosofi atau sebuah kondisi presence (kehadiran). Saat seseorang hadir kedalam dirinya, saat itulah ia menghayati keberadaannya, yaitu dengan hadir di sini dan kini. Namun jika menjadikan now and here sebagai cita-cita, maka siap-siaplah untuk tidak kesampaian. Lho kok bisa?

  • Tak Baik Berprasangka Buruk, Tak Buruk Berprasangka Baik

    Prasangka itu punya sisi keajaibannya, yaitu terjadi sesuai dengan yang kita sangkakan. Kita berprasangka baik, maka akan terjadilah kebaikan. Sebaliknya, ketika kita berprasangka buruk, maka muncullah keburukan. Namun akan sangat rugi kalau kita berprasangka buruk atas kebaikan yang terjadi. Apa ruginya?

  • Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?

    Kalau banyak orang lebih suka kulit daripada isinya, maka berikanlah kulitnya. Begitulah perubahan, dapat terjadi melalui bungkusnya. Ketika orang lebih percaya gelar dan nama besar, maka jadilah besar dan bergelar untuk membuat perubahan. Bagaimana jika kondisinya sedang kecil? Tidakkah terlalu lama menunggu besar? Begini caranya.

  • Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama

    Apapapun yang diinginkan, membutuhkan tindakan untuk bisa meraihnya. Hanya saja, banyak yang kesulitan untuk mulai melakukan tindakannya. Karena itu, tune in di aktivitas pertama, sangat penting, agar aktivitas berikutnya menjadi lebih mudah.

  • Menyikapi Hidup seperti Anak-anak

    Hidup kita lalui, berbagai pengalaman datang silih berganti. Ada yang menyenangkan, ada juga yang terjal dan memilukan. Realitas hidup itu menyapa apa adanya. Cara kita bersikaplah yang menentukan bagaimana selanjutnya. Begitu pula anak-anak. Mereka menyikapi hidup dengan cara anak-anak.

  • Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi

    Seperti resonansi dalam fisika, berbuat baik juga menularkan getaran dari seseorang kepada yang lain. Dalam mengubah keburukan menjadi kebaikan, kita seperti sedang menciptakan getaran pertama.

  • Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas

    Setiap orang menyiasati keberadaan ruang dan ketersediaan waktu. Ada yang punya waktu terbatas dan ruang yang sempit, namun ada pula yang berlimpah. Sebagaimana strategi menjalani hidup pada umumnya, orang menyiasati ruang dan waktu untuk survive dan develop, termasuk produktivitas dalam menghadapi ruang dan waktu.

  • Hijrah Membutuhkan Konsistensi

    Beralih dari keburukan kepada kebaikan memang tidak mudah. Namun jika kita mengenal tahapnya, kita bisa menandai setiap keberhasilan menuju kebaikan. Ketika sudah hijrah kepada kebaikan, langkah selanjutnya adalah mengunci diri dalam konsistensi.