Belajar Kreatif Membuat Definisi 2
March 6, 2013 . by rudicahyo . in Creative Learning . 0 Comments
Belajar Kreatif kali akan kembali berbagi pengalaman membuat definisi secara induktif, berangkat dari pengalaman dan pengetahuan murid.
Ketika belajar sebuah konsep di kelas, pasti selalu melibatkan definisi. Sebelum masuk ke materi yang lebih dalam atau lebih rumit, misalnya faktor, komponen, dimensi, elemen dan semacamnya, di awal pasti membahas definisi terlebih dahulu. Bukan begitu? Sebagian besar pasti seperti itu.
Kali ini, aku akan berbagi cerita tentang Kuliah Psikologi Belajar. Di pertemuan awal, kita belajar tentang Pengertian Belajar. Sebenarnya, aku sudah dibekali dengan sebuah PowerPoint yang membahas tentang Pengertian Belajar. Tapi tidak seru dong kalau langsung main sodorin PowerPoint aja.
Lebih dari soal keseruan, kalau langsung diberi PowerPoint, maka Pengertian Belajar akan diambil dari teks, sifatnya top down. JIka terus-terusan kebiasaan ini dilakukan, maka daya kreasi dan keberanian berekspresi murid jadi mati dong. Karena itulah, kita buat Pengertian Belajar secara induktif. Seperti apa itu?
Sebelumnya sudah pernah dibahas tentang Belajar Kreatif Membuat Definisi 1. Kali ini akan dibagikan cara lain dalam membuat definisi secara induktif.
Awalnya, ditampilkan slide dengan tulisan besar, “Apa yang dimaksud BELAJAR?”. Untuk menjawabnya, murid diminta menyiapkan selembar kertas dan sebuah alat tulis. Mereka diminta untuk membuat daftar kata kunci (boleh kata atau kelompok kata) yang menurut mereka ada kaitannya dengan BELAJAR. Semua siap-siap. Murid-murid hanya boleh menulis ketika aku bilang ‘mulai’, dan harus berhenti bersama-sama ketika aku bilang ‘selesai’.
Hasilnya, jumlah kata-kata yang dihasilkan oleh masing-masing murid beda-beda. Ada yang mendapat banyak, di atas 20. Ada juga yang hanya dapat beberapa gelintir. Biar lebih semangat, yang dapat banyak perlu diapresiasi. Tepuk tangan!
Murid-murid berkelompok sesuai dengan kelompok yang memang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Nah, berarti kalau 5-6 orang dikumpulkan jadi satu kelompok, jadinya banyak dong kata-kata yang terkumpul. Apa yang dilakukan oleh murid-murid dalam kelompok?
Selanjutnya, semua kelompok memilih 5 kata yang mereka unggulkan. Masing-masing kelompok menuliskan 5 kata pilihan mereka di papan. Karena ada 8 kelompok, maka di papan terdapat 40 kata-kata. Ada beberapa kata yang sama diantara kelompok. Selanjutnya ngapain?
Setiap kelompok memilih lagi 5 kata, dari 40 kata yang ada di papan tulis. 5 kata yang sudah dipilih diberi penjelasan, apa maksud atau pengertiannya. Bermodalkan 5 kata beserta penjelasannya tersebut, tiap kelompok membuat pengertian belajar.
Sekarang giliranku menyampaikan bekal PowerPoint yang sudah aku bawa. Tiap kelompok bertugas menjadi penjaga Pengertian Belajar. Selama aku memberi penjelasan, tiap kelompok membandingkan pengertian belajar yang sudah mereka bikin dengan yang aku jelaskan. Mereka mencatat apa perbedaan dan kesamaannya.
Hasil catatan tiap kelompok digunakan untuk membuat lagi pengertian belajar yang baru. Terakhir, tiap kelompok mempresentasikan hasilnya.
Demikian belajar kreatif dalam membuat definisi secara induktif. Biar lebih seru, diapain lagi ya?
Artikel tentang Creative Learning Lainnya:
- Transformasi Cara Berpikir untuk Menuju Kreativitas
- Memahami Alat Permainan Anak dan Pola Pikir Anak
- Mengharmoniskan Isi dan Metode Belajar Cerdas
- Kreativitas, Penciptaan Berawal dari yang Tidak Penting
- Prinip Memandu Belajar dengan Menggunakan Permainan
- Tentang Kreativitas: Apakah Kita Kreatif?
- 3 Komponen Penting dalam Fasilitasi Belajar
- Apa Itu Paradigma Penelitian?
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Perbedaan Metodologi dan Metode dalam Penelitian
- Kreativitas KOWAWA
- Bagaimana Cara Belajar dengan Lagu?
- Kenapa Iklan Jadi Media Belajar yang Tajam untuk Anak?
- 5 Pembunuh Kreativitas Guru dalam Membuat Inovasi Belajar
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Berkenalan dengan Mosaic Learning
- Mengelola Fungsi Permainan untuk Belajar
- Aturan yang Menjaga Kelas Aktif dan Kreatif
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Variasi Dapat Menjaga Kreativitas
- Bagaimana Membuat Fasilitasi Belajar yang Hebat?
- Fasilitasi Diskusi yang Efektif
- Belajar Meneliti, Mempertajam Topik Penelitian
- PowerPoint HANYA Alat Presentasi, BUKAN Tujuan Belajar
- Belajar Meneliti, Transformasi Fenomena Menjadi Masalah Penelitian
- Membuat Desain Belajar yang Optimal
- Rumus Belajar Sederhana Namun Bermakna
- Aktivasi Kelas untuk Efektifitas Belajar
- Tips Fasilitasi Belajar: Menggunakan Contoh untuk Menjelaskan
- Bermain "Tebak Rasa" untuk Belajar Observasi
- Bagaimana Cara Belajar yang Sesuai dengan Perkembangan Anak?
- Prefleksi, Sebuah Pemberdayaan Imajinasi untuk Efektivitas Proses Belajar
- Perbedaan Analisis Level Rendah dan Analisis Level Tinggi
- Problem Fatal Guru dalam Memandu Proses Belajar
- Fasilitasi Belajar Buruk yang Sangat Disukai Peserta
- Ingin Skripsimu Bergairah? Perhatikan 3 Komponen Penggalian Ide!
- Prinsip Klasifikasi untuk Menyederhanakan Kerumitan
- Belajar Penelitian dari Polisi Tidur
- Bagaimana Memandu Fasilitasi Belajar Secara Total?
- Fasilitasi Proses Belajar dengan Hierarchy of Questions
- Belajar Kreatif untuk Membuat Definisi 1
- Resep Presentasi Spektakuler
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Menguatkan Logika Matematika dengan Storytelling
- 5 Kesalahan Penggunaan PowerPoint
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Cara Memberikan Instruksi Permainan untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Komponen dalam Memandu Proses Belajar dengan Permainan
- Klasifikasi Membuat yang Rumit Menjadi Sederhana
- 3 Cara Mudah untuk Mengingat
- Fasilitator Bukan Korektor atau Editor
- 3 Cara Menggunakan Cerita untuk Fasilitasi Proses Belajar
- Fasilitasi Proses Belajar adalah Menggembala
- Disiplin Logika, Kunci Keberhasilan Penelitian