Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
March 10, 2014 . by rudicahyo . in Pendidikan . 0 Comments
Apakah pendidikan kita sudah kontekstual? Ketika yang diajarkan guru terlalu bersifat tekstual, sedangkan murid memiliki kebutuhan yang kontekstual, maka kita belum memiliki pendidikan kontekstual.
Pernah dengar istilah ‘menara gading’? Dalam Kamus Bahasa Indonesia, menara gading dapat diartikan 1) tempat atau kedudukan yang serba mulia, enak dan menyenangkan, 2) tempat untuk menyendiri, misal tempat studi, yang memberi kesempatan untuk bersikap masa bodoh terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya (deskripsi.com). Nah, sekarang berikan pengertian jika kata ‘menara gading’ digabungkan dengan kata ‘pendidikan’, sehingga menjadi ‘pendidikan menara gading’. Menurutmu, apa artinya?
Sebelum dilanjutkan, mari kita saksikan video berikut ini,
Seperti yang kita saksikan di film tersebut, guru sudah terlalu sibuk dengan mempersiapkan bahan ajar yang berupa teks (baca: teori). Sementara itu, murid memiliki kehidupan lengkap dengan berbagai kebutuhan di dalamnya. Pertanyaannya, apakah yang diajarkan oleh guru sudah sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan murid? Aku yakin, setiap orang bisa berefleksi, baik dari pengalamannya maupun menyaksikan kenyataan proses pendidikan di sekitarnya.
Menurutmu, apakah apa yang akan terjadi jika pendidikan hanya bersifat tekstual?
Artikel tentang Pendidikan Lainnya:
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Pemimpin itu Pendidik
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Pembubaran RSBI Wujud Kemerdekaan Pendidikan
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- Apakah Pendidikan Kita Membangun Karakter?
- Bolehkah Guru TK Mengajari Membaca?
- Belajar Hafalan, Membentuk Generasi 'Foto Kopi'
- Pro Kontra Penghapusan Status RSBI
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- Apa Catatan yang Harus Diperhatikan Jika Guru Menghukum Murid?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Kompetisi Ego Mengaburkan Keselarasan Orangtua dan Anak
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Apakah Kamu Mendidik atau Mendikte?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Pendidikan Karakter dan Kebahagiaan Murid
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca Pada Anak
- Ujian Nasional (Unas), Harga Mahal Sebuah Kejujuran
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?