Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
January 23, 2019 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Produktivitas menjadi tuntutan jaman. Bahkan produktivitas sepertinya menjadi kriteria tunggal untuk survive. Ada juga yang mendefinisikan orang sehat sebagai orang yang produktif. Betapa produktivitas dianggap sesuatu yang penting. Lalu pertanyaannya, bagaimana untuk dapat menjadi produktif? Di tulisan ini, kita akan awali dengan prinsip yang perlu dipegang, agar menjadi lebih produktif.
Berbicara tentang produktivitas, kita tidak hanya menjadikan hal tersebut sebagai tuntutan jaman. Jika demikian, maka hal itu juga sama saja akan malah menghambat produktivitas, karena kita memandang bahwa menjadi produktif adalah beban. Kita bisa melihat dari sisi yang berbeda, yaitu bagaimana jaman menyediakan dirinya untuk memfasilitasi produktivitas.
Sebelum itu, mari kita definisikan dulu secara terminologi, apa itu produktivitas dan apa kondisi yang disebut produktif. Bersumber dari Wikipedia, produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara ketersediaan sumber daya (input) dengan produk yang dihasilkan (output). Dengan demikian, ukuran produktif seseorang diartikan sebagai kemampuan untuk melihat, menyikapi dan mengelola sumber daya untuk menjadi produk yang bernilai guna atau bertambah nilainya. Ketika ada nilai guna, maka kita tidak dapat mengabaikan aspek keguaan. Daya guna dari sebuah produk akan muncul ketika ada yang menggunakan atau ada proses penggunaan. Dengan demikian, produktivitas tidak hanya berbicara tentang produksi, tetapi juga bagaiman produk tersebut bisa digunakan atau berbicara wilayah distribusi.
Kembali lagi kepada fasilitas yang disediakan oleh jaman untuk menjadi produktif. Kita tentunya tahu, sekarang setiap orang lebih memiliki kesempatan untuk menjadi produktif. Dulu, kita begitu memperhitungkan betapa modal fisik menentukan keberhasilan usaha. Kita harus memikirkan berapa modal awal untuk membuka usaha, dimana tempat strategis yang memungkinkan kita dilirik calon konsumen, berapa biaya yang akan kita keluarkan untuk beriklan. Berbagai faktor kasat mata tersebut sekarang sudah mulai mengalami penurunan perannya. Kita sudah terkompensasi dengan adanya media untuk berusaha, yaitu internet.
Ketika kita menyadari keberadaan internet, maka itu adalah awal bagi kita untuk membuka peluang usaha, untuk menjadi produktif. Bahkan cara kita melihat dan menyikapi internetpun menunjukkan seberapa produktif kita. Kenapa kok yang dibicarakan tentang internet, padahal internet tidak berperan dalam penciptaan produk?
Seperti yang kita bicarakan tentang produktivitas yang meliputi aktivitas produksi dan sekaligus tidak menafikan distribusi. Karena sudah terlampau klise kalau kita berpikir secara linear. Tidak selalu penciptaan produk berawal dari permintaan. Sebaliknya, produk dapat menciptakan permintaan. Ketika kita sudah ‘putus asa’ dengan pangsa pasar, seharusny kita bisa menciptakan segmen pasar baru. Dengan demikia, kita dapat berpikir dari dua arah. Produk bisa diciptakan ketika melihat kanal atau sumber daya lain yang berkiatan. Coba Anda pikirkan, apa yang terlintas di benak Anda kita menyadari adanya youtube, twitter, facebook, wordpress dan sebagainya? Nah, kemampuan kita untuk produktif lah yang membuat youtube dan kawan-kawan sebagai stimulasi untuk bertindak, yang kemudian disebut sebagai tindakan produktif.

Apakah kita memiliki prinsip untuk menjadi produktif? (foto: smart-money.com)
Bagaimana dapat menjadi produktif dengan menangkap sumber daya distribusi yang tersaji di sekitar kita? Kita harus mulali membuka mata dan mengasah kepekaan untuk menangkap fenomena. Sebagai awal, prinsip-prinsip berikut dapat dijadian pedoman.
- Sumber daya memunculkan gagasan
Ketika kita melihat sesuatu, fenomena, fakta, data dan semacamnya, maka pikiran kita dapat dilatih untuk mengubahnya menjadi modal. Minimal modal inspirasi. Ini sama seperti ketika kita melihat pisang, besi bekas, kayu gelondongan dan sebagainya, maka apa yang terlintas di benak kita. Tidak hanya material yang berkontribusi pada produksi, fasilitas yang berkaitan dengan distribusi juga dapat menjadi stimulus, seperti internet, media sosial, relasi dan sebagainya.
2. Gagasan mengundang sumber daya
Sebaliknya, gagasan yang kita miliki dapat menjadi awal untuk mengeksplorasi sumber daya yang dapat digunakan. Misalnya saja ketika kita mempunyai gagasan untuk membuat konsultan digital marketing, kita bisa melihat rumah teman yang dapat dijadikan markas, teman-teman yang punya keahlian dan sebagainya, hingga lembaga-lembaga milik teman yang bisa dijadikan rekanan bisnis kita.
Demikian prinsip sederhana yang dapat dipegang, untuk dapat menjadi produktif. Kalau Kamu, biasanya prinsip seperti apa yang dipegang, sehingga menjadi produktif?
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Cerita: Menolong Nubi
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- 3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa