3 Hal yang Menguatkan Nafsu dan Menumpulkan Akal
January 18, 2019 . by rudicahyo . in Inspirasi (Insert) . 0 Comments
Idealnya, akal memegang peranan yang lebih dominan daripada nafsu, sehingga penyaluran nafsu tetap sesuai dengan norma atau tauran yang berlaku. Untuk itu, akal tetap harus dijaga memegang peranan dibanding nafsu. Untuk itu, penting untuk memperhatikan tiga hal yang menguatkan akal dan dapat mengontrol nafsu.Β
Selamat Hari Jumat, Teman-teman semua. Ini sebenarnya adalah oleh-oleh dari khutbah Jumat, yaitu tentang pengelolaan nafsu oleh akal. Dengan kata lain, akal memegang peranan yang lebih dominan dibanding nafsu. Artinya, nafsu bisa dikelola dengan akal yang kuat. Sebelum berbicara tentang hal itu, ada baiknya kita tahu, pentingnya mengeloa atau mengontrol hawa nafsu.
Nafsu itu adalah dorongan instinktif, atau biasa disebut dengan drive. Lapar, seks, memiliki, dan semacamnya adalah nafsu. Rasa lapar ingin dipenuhi dengan makan, hasrat seksual dipenuhi dengan melakukan hubungan intim, mengantuk diobati dengan tidur, rasa memiliki dipenuhi dengan cara membeli dan bekerja. Jika nafsu-nasfsu itu tidak dikontrol atau dikelola, maka kita akan cenderung menurutinya dengan berbagai cara. Tujuan akhirnya adalah terpenuhinya dorongan tersebut. Lumrahnya, nafsu memang untuk dipenuhi. Namun jadi persoalan jika memaksakan untuk selalu memenuhinya, karena dalam proses pemenuhan pasti bersinggungan dengan kepentingan orang lain. Untuk itiulah dibuat aturan. Dengan kata lain, jika nafsu tidak dikelola, maka cara pemenuhannya dapat menerjang aturan.
Apa yang perlu diperhatikan untuk dikelola atau diatur, agar nafsu dapat dikendalikan dengan akal yang semakin kuat? Sebenarnya tiga hal yang akan dibicarakan disini berbicara tentang porsi. Jika tiga hal tersebut dipenuhi tanpa batas, maka akan semakin mengobarkan nafsu dan mengabaikan akal. Namun jika intensitasnya dikontrol, maka sebaliknya akan menajamkan akal dan hawa nafsu dapat terkelola dengan baik.
- Harta
Kepemilikan harta memang sudah sewajarnya ada pada diri kita. Orang memenuhi sandang, pangan, dan tempat tinggal dengan cara mencari harta atau uang. Namun jika harta tersebut terus dikejar dan berorientasi berlebihan terhadapnya, maka hal itu semakin mengobarkan hawa nafsu dan menumpulkan akal. Orang yang menumpuk hartanya dan merasa memiliki atas semuanya, akan mengabaikan bahwa rejeki berasal dari Tuhan, rejeki harus dibagi kepada sesama yang juga membutuhkan.
Karena itu, untuk menguatkan akal, maka kurangi harta. Lho kok bisa begitu, apa maksudnya mengurangi harta? Artinya, kita menafkahkan sebagian harta kita untuk orang lain. Kita membagi harta kita untuk orang lain, mulai dari orang terdekat, seperti istri, anak, keluarga. Juga berbagi dengan orang lain yang kurang beruntung lewat zakat, shodaqoh, dan berbagai bentuk amal harta benda yang lain.
2. Kenyang
Kenyang itu fitrah sebagai pemenuhan atas rasa lapar atau hasrat makan. Namun jika orang berorientasi berlebihan kepada kenyang, maka ia akan memakan semuanya. Hal ini dapat berarti harfiah, memakan berbagai jenis makanan, atau dapat juga berarti khiasan, yaitu memakan harta yang bukan haknya. Karena itu orang yang berlebihan dalam makan, akan menghadapi ancaman bahaya kesehatan sampai dengan dampak psikologis.
Untuk itu, kita juga perlu mengatur porsi makan. Berbicara tentang pengurangan, jawabannya adalah puasa. Karena itulah kita diajari untuk berpuasa. Puasa akan mengatur jeda kerja alat pencernaan kita. Selain itu, puasa juga mengasah rasa empati kita kepada orang yang berkekurangan. Begitu juga dengan nawa nafsu kita, puasa mengendalikannya. Ketika kita lapar, maka lisan dan perbuatan kita akan berusaha dijaga untuk tidak sembarang berkata-kata atau bertindak.
3. Tidur
Tidur juga sesuatu yang bersifat fitra sebagai kompenasasi atas rasa kantuk. Namun jika kebanyakan tidur, maka kesadaran kita akan lingkungan juga berkurang. Kesempatan kita untuk mendapatkan pengetahuan dan ilmu juga berkurang. Selain itu, secara fisik, tubuh kita akan mengalami kelayuan.
Untuk itu, kita diajarkan untuk mengurangi sedikit porsi tidur dengan bangun pada sepertiga malam terakhir. Kita diajak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui sholat malam. Dengan mengurangi porsi tidur untuk lebih mengingat Tuhan, maka hal itu juga akan menguatkan akal kita dan hawa nafsu lebih terkelola.
Demikian penjelasan tiga hal yang dapat menguatkan hawa nafsu dan menumpulkan akal. Apakah Kamu punya pengalaman atas ketiga hal yang dijelaskan di atas, dan merasakan dampak dari ketiga hal tersebut terhadap akal dan nafsu? Silahkan dibagi di sini, dengan menuliskannya di kolom komentar. Terimakasih
Artikel tentang Inspirasi (Insert) Lainnya:
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Cerita: Harta Karun Mr. Crack
- Corona, Perpecahan Keyakinan yang Melelahkan dan Melemahkan
- Berkubang dengan Masalah atau Membudayakan Solusi?
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- CARA MUDAH Manajemen Waktu dalam Menghadapi Deadline
- Ketika Tidak Dipercaya, Bagaimana Cara Menciptakan Perubahan?
- Penularan Kebaikan dan Keburukan untuk Diri Sendiri
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Melalui Cobaan, Kita Lebih Mudah Mengenali Diri Sendiri
- Bagaimana #senja Bisa Menjadi Sumber Kebahagiaan?
- Wreck It Ralph: Apakah Ilmu Pengasuhan Itu Omong Kosong?
- Sholat Tarawih, Perjuangan Membentuk Karakter
- Mempertanyakan Kekuasaan Tuhan
- 3K, Bahan Bakar untuk Lokomotif Kehidupan Kita
- Menghancurkan Tembok Penghalang dengan Tune In pada Aktivitas Pertama
- Bergerak dari Zona Masalah ke Zona Solusi
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Pergantian Tahun bukan Pergantian Tuhan
- Dalam Penciptaan, Imajinasi Bukan Basa-Basi
- Tak Ada yang Sulit Jika Ada Kemauan Belajar
- Inspirasi dan Menjadi Diri Sendiri
- Bahaya Tagar Indonesia Terserah
- Mengubah Keburukan Menjadi Kebaikan adalah Menciptakan Resonansi
- Menyikapi Hidup seperti Anak-anak
- Cerita: Menolong Nubi
- Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Jadilah Optimis seperti Anak-Anak
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Menyiasati Ruang dan Waktu untuk Produktivitas
- Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?
- Menyatunya Hablum Minallah dan Hablum Minannas
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Cerita: Kaus Kaki Bolong
- Persepsi Tanpa Komunikasi Bisa Menjadi Prasangka
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Agar Nikmat Melimpah, Kita Membutuhkan Rasa Syukur yang Sesungguhnya
- Dumbo Disney, Ketidaksempurnaan yang Luar Biasa
- Menjadi yang BAIK, Tanpa Syarat
- Ingin Memiliki Daya Saing? Jadilah Diri yang Original
- Niat Baik Meningkatkan Nilai Perkataan dan Perbuatan
- Bagaimana Menjadi Produktif? Begini Prinsipnya
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Dua Golongan Orang yang Mampu Menaklukkan Kehidupan
- Hijrah Membutuhkan Konsistensi
- Krisis Jati Diri, Pangkal dari Semua Krisis
- Neng Neng Nong Nang Neng Nong dari Mata Apresiatif Seorang Akhmad Dhani
- Pemilu Usai, Saatnya Berbuat untuk Negeri Ini
- Belajar dari Moana, Berani Melampaui Ketidakpastian
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Now and Here, Cita-Cita Tak Sampai
- Perbuatan Baik Dapat Kembali Memurnikan Hati
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Keluhan Dapat Menurunkan Kekebalan