Cara Tepat Mengatur Penggunaan Gadget pada Anak
March 20, 2019 . by rudicahyo . in Parenting, Pendidikan . 0 Comments
Gadget sudah menjadi keniscayaan dalam pemanfaatannya, termasuk untuk pengguna anak-anak. Hal ini tidak jarang menjadi masalah tersendiri bagi para orangtua dalam mengatur penggunaan gadget pada anak. Lalu, bagaimana cara tepat dalam mengatur penggunaan gadget pada anak?
Tulisan sebelumnya yang membicarakan tentang gadget, rudicahyo.com membahas tentang “Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak”. Kesalahan ini membuat orangtua salah memberikan perlakuan dalam pemanfaatan gadget pada anak. Karena itu, kali ini kita akan bahas, bagaimana mengatur penggunaan gadget pada anak, sehingga tidak terjebak pada perlakuan yang salah.
Pada tulisan sebelumnya, kita telah menyoroti satu kesalahan yang biasa dilakukan oleh orangtua, yaitu memberikan gadget hanya sebagai cara lari dari masalah, misalnya agar anak tidak rewel. Jika hal ini diteruskan, maka bisa jadi anak secara oportunistik (cari enaknya) mengaitkan kerewelannya sebagai cara untuk mendapatkan gadget. Belum lagi, karena tujuannya agar orangtua tidak repot, tidak jarang pemberian gadget tanpa disertai pendampingan. Nah, berbicara pendamipngan, mari kita membahas bagaimana mengatur penggunaan gadget pada anak.
Ada beberapa hal yang perlu menjadi pedoman orangtua dalam penggunakan gadget pada anak, yaitu batasi, dampingi, dan misi. Khusus untuk pembatasan penggunaan, ada tiga hal pembatasan yang perlu diperhatikan, yakni frekuensi, durasi dan timing atau waktu penggunaannya. Mari kita bahas satu per satu!
1. Batasi
Membatasi gadget adalah upaya yang familiar dilakukan oleh para orangtua. Sering kali kita mendengar orangtua mengatakan, “Pakainya hanya satu jam ya!”, “Nanti kalau sudah jam 9 dimatikan ya!”, atau “Kalau jarum panjang jam ada di angka 3, main hp nya dihentikan ya!”. Nah, semua upaya itu merupakan cara pembatasan penggunaan gadget. Namun pembatasan itu akan kita pilah menjadi tiga, agar para orangtua menyadari alternatif perlakuan yang dapat diberikan kepada anak.
a. Frekuensi
Frekuensi berkaitan dengan sesering apa anak diperbolehkan menggunakan gadget. Di sini tidak akan membahas detil tentang seberapa sering anak diijinkan menggunakan gadget. Jika memang terpaksa atau ada kebutuhan, maka penggunaan gadget hanya dibolehkan saat itu saja (ketika kebutuhan itu ada). Namun jika tidak terlalu dibutuhkan, maka lebih baik dihindarkan. Tidak ada keharusan anak menggunakan gedget seminggu sekali atau pada saat libur sekoalh. Hal ini malah bisa menjebak, karena anak akan semakin memperlebar gap antara hari sekolah dan hari libur.
b. Durasi
Ketika memang harus memakai gadget, maka durasi juga perlu diperhatikan. Jika kami boleh menyarankan, setengah jam itu adalah batas ideal, atau paling lama satu jam. Memang yang terpenting di sini bukan soal panjang pendeknya waktu, tetapi adakah aktivitas penyela saat penggunaan gadget tersebut. Artinya, dalam batas setengah jam (atau satu jam) itu, tetap harus ada aktivitas penyela. Jika tidak, maka rawan menimbulkan ketergantungan.
c. Timing
Timing berkenaan dengan kapan waktu penggunaan gadget. Tidak ada waktu khusus dalam penggunaan gadget. Yang terpenting adalah saat anak menggunakannya, harus ada orang dewasa di dekatnya. Nah, berarti kita sudah mulai beranjak ke pedoman berikutnya, yaitu pendampingan dalam penggunaan gadget.
2. Dampingi
Pendampingan ini sangat penting. Meskipun memperhatikan waktu penggunaan gadget itu penting, tapi pendampingan jauh lebih penting. Baik sebentar penggunaan gadget, jika tidak didampingi, itu jauh lebih berbahaya daripada menggunakan sedikit lebih lama tapi didampingi. Pendampingan ini berguna untuk membatasi kontak penuh anak dengan gadget. Ini berguna untuk mengurangi ketergantungan. Selain itu, pendampingan juga membuat penggunaan gadget menjadi terarah. Nah, berbicara tentang keterarahan, berarti kita sudah beranjak kepada pedoman yang ketiga, yaitu misi.
3. Misi
Misi berarti keterarahan atau untuk apa gadget digunakan. Jika anak beranjak lebih dewasa, penggunaan gadget lebih punya misi dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda atau lebih kecil. Untuk anak yang lebih dewasa, orangtua hanya tinggal melakukan sinkronisasi pada kebutuhan anak, misalnya ketika anak menggunakan gadget untuk tugas sekolah. Orangtua tinggal memberikan support dan bekerjasama dengan anak untuk melakukan tugas tersebut. Sementara untuk anak yang lebih muda, misi dapat kita berikan. Misalnya kita sedang mencari informasi, melihat panduan untuk membuat prakarya dan semacamnya. Dengan misi ini, diharapkan penggunaan gadget jadi lebih terarah.
![](https://rudicahyo.com/wp-content/uploads/2019/03/parenting-300x240.jpg)
Apakah kita orangtua yang tahu cara mengatur penggunaan gadget pada anak? (foto: wolipop.detik.com)
Lebih sering, orangtua lebih berorientasi pada boleh dan tidak boleh, namun melupakan aspek penting lainnya, yaitu pendampingan dan misi. Semoga tulisan ini dapat membuat kita, para orangtua, menjadi lebih sadar dengan berbagai alternatif tindakan yang tepat, serta menyadari arti penting kehadiran orangtua pada saat anak. menggunakan gadget.
Jika ada tambahan dalam hal pengaturan penggunaan gadget oleh anak, silahkan Ayah,Bunda, Kakak, tuliskan di kolom komentar ya…
Jika suka belajar dalam bentuk video, silahkan kunjungi di sini –> Bagaimana Mengelola Penggunaan Gadget untuk Anak?
Artikel tentang Parenting, Pendidikan Lainnya:
- Melarang Anak dengan Pilihan Kata yang Tepat
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- WAJIB TERUS DITUMBUHKAN Kesadaran Parenting sebagai Bentuk Pendidikan Pertama
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- 6 Alasan Menghindari Intimidasi kepada Anak
- 3 Modal Utama Anak Aktif
- Pujian yang Salah dapat Menjerumuskan Anak
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Kenali Pengujimu, Persiapkan Ujian Skripsimu!
- Tantangan dalam Membudayakan Membaca Pada Anak
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- PENDIDIKAN Kita Melestarikan Budaya Verifikasi Benar dan Salah?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Modal Dasar Pengasuhan
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Makna Belajar, Mana yang Lebih Utama, Kualitas atau Jumlah?
- Bagaimana Menjadi Orangtua yang Mengelola Larangan dan Perintah?
- Bagaimana Memberikan Pendidikan Seks yang Sesuai untuk Anak?
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Seperti Orang Dewasa, Anak Juga Mengenal Kesepakatan
- Menjembatani Passion Anak dan Harapan Orang Tua
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Sebagai Guru, Sudahkah Kita Berdiri Di Atas Sepatu Siswa?
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Menjadi Guru adalah Jalan Pedang
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Mengembalikan Keseleo Pendidikan
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Selalu Ada Cara untuk Menghubungkan Anak dan Orangtua
- Pendidikan Indonesia di Nomor S(ep)atu
- Matematika, Persoalan Epistemologi atau Etika?
- Kesalahan dalam Memandang Gadget untuk Anak
- Anak Anda Mogok Sekolah? Mari Kita Coba Mengatasinya!
- Seperti Apakah Perubahan Diri Kita setelah Belajar?
- Pendidikan Kita Menciptakan Jarak dengan Kehidupan?
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Belajar Bilingual Sejak Dini
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- Tiga Cara Meningkatkan Motivasi dari Dalam Diri
- Profesi Guru, Antara Idealisme dan Industri Pendidikan
- Tips Mengubah Perilaku Anak dengan Memperbanyak Variasi Pilihan
- Bagaimana Memelihara Imajinasi Anak Tetap Menyala?
- Perlukah Anak Melakukan Les Privat Selain Belajar di Sekolah?
- Pelajaran Berharga dari Film Soekarno
- Ingin Belajar Efektif? Jangan Menggunakan Cara Kerja Foto Kopi!
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Jati Diri Anak Terkubur oleh Determinasi Orang Dewasa
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Kenapa Anak Kita Mogok Sekolah?
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Pendidikan dan Sikap terhadap Tantangan Kerja
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Warisan Unas: Ketika Kejujuran Menyisakan Penyesalan
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Pemimpin itu Pendidik
- Bukan Stratifikasi, tapi Diferensiasi Pendidikan
- 5 Dampak Ketidakpercayaan kepada Anak
- Film Rekomendasi untuk Hari Guru
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Konsultasi Parenting: Orangtua Bosan, Hati-Hati Anak Jadi Korban
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- 5 Kesalahan Orangtua yang Melukai Kepercayaan Diri Anak
- Antara Anak dan Karir, Sebuah Surat dari Seorang Ibu
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Tips Mengendalikan Kekhawatiran terhadap Anak
- Menjatuhkan Mental Anak, Sering Tidak Disadari
- Dari Galau Hingga Oportunistik, Diawali dari Problem Pengasuhan
- Mengelola Emosi dalam Pengasuhan: Pencocokan Prediksi
- Berhala Sistemik Dunia Pendidikan
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Apakah Pendidikan Kita Sudah Kontekstual?
- Reaksi yang Harus Dihindari Orangtua Saat Anak Mengalami Bullying
- Pay It Forward: Dengan Inspirasi, Guru Membuat Perubahan
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Bagaimana Anak Belajar Memiliki Kelekatan yang Sehat?
- Bahaya Film Action yang Harus Diwaspadai Orangtua
- Meluruskan Makna Egaliter dalam Keluarga
- Manfaat Apresiasi untuk Anak
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi