Bersujud adalah Obat Psikologis yang Ampuh
July 14, 2013 . by rudicahyo . in Psikologi Populer . 0 Comments
Bersujud adalah bentuk perendahan diri di hadapan Alloh, sekaligus merendahkan hati kepada sesama manusia. Karena itu, bersujud bisa mengendorkan ketegangan psikis. Bersujud adalah obat psikologis yang ampuh.
Berawal dari sakit gigi yang menjalar ke sebagian kepala sejak sore hari, posting ini lahir. Β Posting ini juga mengingatkan kepada tema Ramadhan Produktif di rudicahyo.com. Tema ini ada setiap tahun, dan di awali tahun lalu. Melalui Ramadhan Produktif, pengalaman dan refleksi dituliskan kembali, sehingga menjadi pelajaran yang asik untuk dibagi. Berbagai pengalaman yang terjadi di Bulan Suci ini, akan dibagi melalui posting di rudicahyo.com. Ikuti terus ya..
Ok, kembali lagi ke cerita tentang sakit gigi. Iya, sore ini rasa senut-senut mulai ada saat mengendarai motor. Angin yang menyambar dan sebagian masuk ke mulut ketika sedikit menganga, membuat gusi dan gigi tersentuh dinginnya. Awalnya cuma sedikit ngilu. Semakin malam, semakin seru saja rasanya. Ditambah lagi, harus ikutan kerja bakti warga. Bulan puasa, kerja bakti yang sedianya dilakukan di pagi hari, diubah menjadi malam hari. Benar-benar warga yang tangguh ya hehe.
Kembali ke gigi. Awalnya, sebutir analgesik mampu meredakan sakitnya. Hasilnya, alhamdulillah dapat digunakan untuk mengikuti kerja bakti. Pada kelanjutan perjalanan, ternyata analgesik hanya mampu menangkis sakitnya untuk sementara. Untunglah kerja bakti dibubarkan oleh hujan. Sampai di rumah, rasa sakitnya kembali meremas-remas gusi, seolah akan mencabut gigi sampai ke akar-akarnya. Tetap dengan jalaran rasa sakit yang mengungkit-ungkit kepala.
Aku rebus air untuk membuat air hangat buat kumur. Lumayan sih pada saat, di kumuri air hangat, terasa ada pijatan di gusi. Tapi setelah kumur usai, rasa sakitnya tetap saja. Sedikit reda sih.
Karena posisi waktu kumur lagi di kamar mandi, sekalian aku ambil air wudlu. Aku coba gunakan untuk sholat. Awalnya sulit membuat diri rileks, karena sakitnya tetap memegang kendali. Seharusnya yang terjadi sebaliknya, sholat justru membuat jadi rileks.
Hebatnya, rasa sakit mereda ketika posisi tubuh sedang sujud. Ketika memasrahkan diri dan menikmati setiap sentuhan tangan, lutut dan dahi di lantai, rasa sakit semakin mereda dan tubuh semakin rileks.
Dari pengalaman ini, pasca sholat aku cermati arti dari bacaan ketika sujud, “Maha suci Tuhan yang maha tinggi…”. Pada saat sujud, kita merendahkan diri kita di hadapan Alloh. Pada saat kita merasa kecil di hadapan Alloh, maka saat itu juga kita belajar merendahkan hati kepada sesama manusia. Jika kita merasa kecil, maka apa yang patut kita sombongkan kepada sesama manusia yang juga sama-sama mahluk Alloh yang kecil.
Perasaan bahwa ada yang lebih tinggi, berkuasa atas kita, membuat kita lebih santai, ketegangan mengendur. Kerendahan hati sebagai efek dari sama-sama merasa kecil di hadapan Alloh ketika sujud, juga mengendorkan stress.
Rasa tegang dan stress biasanya disebabkan oleh rentang harapan dan kenyataan. Membandingkan bisa dilakukan dengan diri sendiri atau orang lain. Membandingkan dengan diri sendiri, artinya membandingkan antara diri ideal dan diri real. Sedangkan membandingkan dengan orang lain, artinya ketidakpuasan karena ada gap atau jarak antara diri dan orang lain.
Rasa rendah hati mengurangi kebiasaan membandingkan, baik dengan diri ideal atau dengan orang lain. Kebiasaan bersujud juga membiasakan kita merasa rendah hati. Jika hal ini melembaga (terinternalisasi) dalam diri kita, maka kita akan menjadi orang yang biasa rileks. Tentu saja hal ini akan menyehatkan psikis kita.
Begitulah, bagaimana bersujud dapat menjadi obat psikologis yang ampuh. Bolehlah ini disebut sebagai pengalaman spiritual. Apakah Kamu juga punya pengalaman serupa?
Artikel tentang Psikologi Populer Lainnya:
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Bagaimana Melakukan Eksekusi Ide yang Jumlahnya Banyak?
- Perbedaan Hadiah dan Hukuman
- Karakteristik Anak Berdasarkan Kesukaannya Membaca atau Mengoperasikan Angka
- The Philoshophers (After The Dark), Sebuah Pertarungan 'Kepala' dan 'Hati'
- Peran Imajinasi di Tiga Area Penciptaan
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Membongkar Kompleksitas Ikhlas dari Kehidupan Sehari-hari
- Makna Resolusi Bersifat Tipikal bagi Setiap Orang
- Belajar Pembentukan Perilaku dengan Observational Learning Bandura
- Pola Adaptasi dan Pembentukan Mental Kita
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Dampak Individual dan Sosial dari Perfeksionisme
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Kekerasan Seksual pada Anak di Mata Psikologi
- 5 Langkah Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Belajar Prinsip Hidup dari Film The Fan
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Teori Motivasi dari Abraham Maslow
- Sayangnya, Kehidupan Nyata Itu....
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Pengalaman Kecil yang Menguatkan Hubungan dengan Pasangan
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Benarkah Televisi Menyebabkan Keterlambatan Berbicara?
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Senang dan Sedih juga Dipelajari
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- Paradoxical Intention, Terapi Diri dengan Menertawakan Rasa Sakit
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Fokus kepada Kebahagiaan, Kunci Keberhasilan
- Bagaimana Seseorang Dapat Larut dalam Pekerjaan?
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Daily Parenting, Rugi Jika Tak Memiliki Buku Ini
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Mekanisme Pertahanan Ego dalam Psikoanalisa Freud
- 7 Efek Tertawa dari Hati
- 5 Cara Menciptakan Atmosfir yang Berenergi
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Riya' Meter, Sebuah Alat Penakar untuk Menyelamatkan Diri dari Pamer
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Apa Sumber Makna dalam Hidup Kita, Isi atau Bungkus?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Proses Pembentukan Pribadi Pengeluh
- Paradigma Berpikir Bisa Menjadi Candu
- 5 Situasi yang Memudahkan Mengenali Diri Sendiri
- Bentuk Tulisan untuk Meredakan Kegalauan
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Efek Akun Pencitraan Buat Pemiliknya
- Ingin Merasa Bahagia dengan Aktivitas Kita? Hilangkan Variabel Waktu!
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Penarikan Simpulan yang Sesat atas Diagnosis Psikologi
- Teori Belajar Operant Conditioning Skinner
- Hati-Hati dengan Pembentukan Karakter oleh Teroris
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Optimalisasi Internet Mengubah Struktur Ruang dan Waktu
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Menjadi Bahagia dengan Membunuh Waktu. Bagaimana Caranya?
- Hati-Hati, Persepsi Negatif Bisa Menguasaimu!
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Memahami AKU sebagai Pondasi Menjalani Hidup
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Memaksakan Cara Berpikir Orangtua dapat Melemahkan Imajinasi Anak
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Jika Sudah Punya Mimpi, Terus Diapakan?
- Pekerjaan atau Anak?
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Selalu Ada Jalan untuk Segala Keruwetan Hidup Asalkan Lakukan Hal Ini
- Apakah Sigmund Freud Sex Oriented?
- Level Kerumitan Persoalan Psikologis
- Apa yang Melemahkan Determinasi Diri dalam Membuat Keputusan?
- Apa Perbedaan Berpikir Analitis dan Berpikir Kreatif?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Pola Perilaku Baru dalam Belajar Sebagai Dampak Teknologi Informasi
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Puasa Mengajari Kita Menunda Kenikmatan Sesaat
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Cara Mengatasi Godaan Ikhlas
- Motif Mempengaruhi Loyalitas
- Kamu Menyebutnya Kesadaran