Ingin Membunuh Kreativitas Anak? Lakukan 5 Hal Berikut Ini!
July 16, 2014 . by rudicahyo . in Parenting, Psikologi Populer . 0 Comments
Anak itu kreatif. Dari sononya anak dikarunia kreativitas. Tugas kita sebagai orangtua adalah menjaga kerativitas tersebut. Kenyataannya, banyak hal yang sengaja atau tidak sengaja dilakukan, dapat membunuh kreativitas anak.
Kenapa judulnya kok “Ingin Membunuh Kreativitas Anak?…”, kok bukan, “Ingin Menumbuhkan atau Mengembangkan Kreativitas Anak?…”. Sebenarnya sama saja, ini soal negasi. Secara pradox, keduanya hadir bersamaan, meskipun ada yang menempati posisi utama (figure) dan posisi penyerta (ground). Tinggal membalik saja hehe.
Tentu kita sepaham jika dikatakan, kreativitas itu penting. Dengan kreativitas kita bisa melihat dengan cara dan sudut pandang berbeda. Melihat dengan cara atau sudut pandang baru akan menciptakan cara-cara baru, misalnya ketika menganalisa masalah atau membuat pemecahan persoalan. Berbicara kreativitas, boleh juga baca tulisan, “Tentang Kreativitas: Apakah Kita Kreatif?“. Selanjutnya kita akan fokuskan bagaimana membunuh kreativitas anak.
Berikut ini adalah 5 tindakan, yang jika kita lakukan, maka kita akan sukses membunuh kreativitas anak. Apakah Kamu menginginkannya? (semoga tidak). Simak saja,
1. Tidak memberikan kesempatan berbicara
Berbicara di sini diartikan secara luas, di dalamnya termasuk berpendapat, menyampaikan ide dan semacamnya. Lebih spesifik lagi adalah tentang situasi atau atmosfir lingkungan yang tidak memberikan kesempatan berbicara. Jika ingin membunuh kreativitas anak, maka jangan berikan ruang dialog untuk mereka.
2. Tidak ada ruang bertanya
Bertanya tindakan anak yang bersifat reflektif atau responsif atau rasa ingin tahu. Jika ingin membunuh kreativitas anak, maka jangan sediakan ruang bertanya. Setelah memberikan perintah atau menyampaikan petuah, tutup dialognya. Bila perlu, langsung tinggalkan anak.
3. Potong pendapatnya
Kalau poin pertama tidak memberikan kesempatan berpendapat, yang poin ini adalah memotong pendapatnya. Ketika anak berpendapat, potong dengan pendapat Kamu, maka Kamu akan sukses membunuh kreativitas mereka.
4. Berikan kritik tanpa masukan
Anak kadang menyampaikan idenya. Jika ingin membunuh kreativitas anak, kritik gagasan yang disampaikan anak, tanpa memberikan masukan. Jika hal ini dilakukan secara konsisten, maka anak akan enggan mengemukakan idenya. Anak mungkin akan menarik diri, bahkan bisa menyebabkan rasa tidak percaya diri.
5. Pertemukan anak dengan aturan, bukan denga orangtua
Cara ini dapat Kamu lakukan dengan terlebih dahulu membuat aturan. Terlepas anak dilibatkan atau tidak (jika ingin lebih membunuh kreativitasnya, jangan libatkan mereka), aturan inilah yang akan menjadi rujukan bagi perilaku anak. Selanjutnya tidak ada pertanyaan atau keberatan. Jika anak bertanya, maka Kamu (sebagai orangtua) langsung katakan, “Kan sudah ada aturannya” atau “Lihat aturan poin ke sekian”, dan sejenisnya. Anak tidak perlu ‘bertemu’ (dalam tanda kutip) dengan orangtua. Mereka cukup bertemu dengan aturan-aturan saja. Sehubungan dengan aturan ini, boleh juga baca tulisan “Manusia Dikendalikan Sistem Ciptaannya?” dan/atau “Aturan yang Menjaga Kelas Aktif dan Kreatif“.
Demikianlah 5 hal yang dapat Kamu lakukan untuk membunuh kreativitas anak. Ingin membunuh kreativitas anak? Jika tidak ingin, lakukan sebaliknya!
Ada ide? Silahkan share di sini, atau follow @rudicahyo
Artikel tentang Parenting, Psikologi Populer Lainnya:
- Mengapa Kata JANGAN Boleh Digunakan?
- Pentingnya Memahami Term dan Definisi dalam Membuat Laporan Psikologi
- Mengajari Anak Berpuasa dengan Lebih Bermakna
- Pentingnya Anak Menyadari Potensi Diri
- Harmonisasi Pola Alamiah Diri dengan Pekerjaan
- Mengapa Kata JANGAN Dihindari Penggunaannya?
- Video Mesum BEREDAR Lagi, Inikah Sifat Alamiah RAHASIA?
- Dampak Atmosfir Egaliter bagi Rasa Percaya Diri Anak
- Mengajari Anak Menghadapi Kondisi Sulit yang Menimpanya
- Porsi Kasih Sayang untuk Proses Adaptasi Anak
- Pengembangan Diri yang Paling Murni
- Selective Mutism, Jangan-jangan Anak Kita...
- Bahasa Positif Menciptakan Perubahan Positif pada Perilaku Anak
- Stimulasi untuk Optimalisasi Belajar Anak
- 3 Cara Memfokuskan Kekuatan Diri
- Perbedaan antara Kebenaran dan Pembenaran
- Hiper Realitas Media Sosial, Bagaimana Nasib Generasi Muda?
- Bagaimana Prinsip Memilih PAUD untuk Anak?
- Simplifikasi: Persiapan Menjadi Tester Handal untuk Psikotes
- Bagaimana Mencegah Terjadinya Temper Tantrum pada Anak?
- Membandingkan Anak Lebih Sering Tak Disadari
- Apa Dampak Ketidakkompakan Orangtua Bagi Anak?
- Ikigami (Death Notice), The Ultimate Limit, Eksistensi Diri Menjelang Kematian
- Apa yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Anak Marah?
- Need Sebagai Motif dalam Hierarkhi Kebutuhan Maslow
- Kompleksitas Kehidupan Berawal dari Logika Geometri
- Kenapa Anak Lebih Suka Membaca atau Mengoperasikan Angka?
- Bagaimana Anak Menjadi Temper Tantrum?
- Personal Well Being, Apa dan Bagaimana?
- Haruskah Dongeng Sebelum Tidur?
- Struktur Kepribadian Menurut Sigmund Freud
- Reaksi Spontan Atas Ketidaknyamanan Dapat Membentuk Pribadi Kita
- Mengelola Dampak Adiksi Gadget pada Anak
- Apakah Pribadi yang Suka Mengeluh itu Dibentuk?
- Hubungan Ayah Bunda dan Pengaruhnya Buat Perkembangan Anak
- Syarat untuk Dapat Membaca Pola Perilaku Anak dalam Pengasuhan
- Tabula Rasa, Apakah Anak-Anak Sehelai Kertas Putih?
- Menjadi Orangtua Itu Sangat Intuitif. Percaya Sama Ahli Parenting?
- Apa Kesalahan dalam Memberikan Bantuan untuk Anak?
- Bagaimana Pola Ketergantungan Terbentuk?
- Seni Pengawasan terhadap Anak
- 5 Kondisi Lingkungan Kerja yang Berdampak pada Pemberdayaan Diri
- Menguasai Emosi Orang Lain melalui Disonansi Kognitif
- Bagaimana Memberikan Bantuan yang Mendidik untuk Anak?
- Zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar Vygotsky
- Bagaimana Menyikapi Penggunaan Gadget oleh Anak?
- Hilangnya 3 Hal yang Menjauhkan Diri dari Kebahagiaan
- Kekuatan Pikiran Kita Dapat Membentuk Orang Lain
- Air Mata sebagai Emotional Release
- Apakah Membacakan Buku Sejak Dalam Kandungan Akan Membuat Anak Gemar Membaca?
- Bagaimana Sikap yang Tepat terhadap Cara Bermain Anak?
- KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi
- Menumbuhkan Imunitas dengan Optimis dan Antusiasme
- Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya Menganggur
- Dampak Reaksi Kekhawatiran yang Berlebihan terhadap Anak
- Bagaimana Menggunakan Kata JANGAN untuk Anak?
- Apakah Kita Benar-Benar Memiliki 'Me Time'?
- 5 Jurus Lepas dari Stagnasi
- Berikan Alasan Realistis untuk Anak
- Kenapa Anak mengalami Kelekatan yang Tidak Aman?
- Mengasuh Anak itu Membaca Pola
- Menghilangkan Keunikan Anak dengan Diksi 'Lebih Unik'
- Bagaimana Membangun Budaya Membaca pada Anak?
- Mengungkit Kelemahan, Menghilangkan Kekuatan
- Bagaimana Hierarchy of Needs Abraham Maslow Melihat Motif Berpuasa Kita?
- 5 Faktor Penghambat Psikologis dalam Memulai Bisnis
- Tiga Pola Strategi Mewujudkan Disiplin Positif pada Anak
- Menggunakan Sudut Pandang Anak untuk Lebih Memahami Anak
- Bagaimana Orangtua yang Bekerja Menjaga Perkembangan Emosi Anak Tetap Sehat?
- Bahaya Mendikte Anak bagi Keberanian dan Kreativitas
- 6 Prinsip Penyelarasan Tugas untuk Menjaga Motivasi di Masa Transisi
- Terapi Psikologi: Menyembuhkan Gejala atau Penyebabnya?
- Kenapa Orangtua Kesulitan Melakukan Pendidikan Seks Usia Dini?
- Perkembangan Moral Kohlberg
- Ketika Suami Bilang, "Lebih Cantik Istriku", Percaya?
- Kinerja Optimal dengan Menyiasati Aspek Kecepatan dan Ketelitian Kerja
- Teori Belajar Behavioristik Edward Lee Thorndike
- Bolehkah Memarahi Anak?
- 5 Alasan Fundamental Kenapa Membudayakan Membaca pada Anak Sangat Penting?
- Psikologi Humanistik: Dengan Teknologi, Belajar Dimanapun Bisa Dibagi
- Fokus Kekuatan Diri Dibentuk oleh Niat
- Memilih Sekolah untuk Anak: Antara Kualitas, Gengsi, dan Kemampuan Keuangan
- Apa Dampak Pelayanan Berlebihan untuk Anak?
- Apa yang Harus Kita Lakukan Jika Anak Nonton Film?
- Pentingnya Detoksifikasi Kecanduan Pornografi
- Teori Perkembangan Moral Kohlberg
- Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?
- Manfaat Berlibur untuk Kesehatan Psikologis
- Asumsi Negatif Dapat Melemahkan Mental Anak
- Bahaya Ancaman Bagi Anak
- Sudut Pandang Psikologi: Pembentukan Karakter di Film Joker
- Kenapa Imajinasi Anak Itu Penting?
- 8 Dampak Ketagihan Gadget pada Anak
- Fixed Mindset dan Growth Mindset, yang Manakah Dirimu?
- Tentang Pengasuhan, Mau Ketat atau Longgar?
- Membanggakan Anak Secara Berlebihan Itu Berbahaya
- 6 Pelajaran Kompleksitas Emosi dari Film Inside Out
- Apa Dampak Berasumsi Negatif bagi Kesehatan Jiwa Kita?
- Hidayah Tak Datang dengan Mudah
- Bagaimana Psikologi Menganalisa Mimpi?